Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Kongsi Usaha dengan Sahabat, Untung atau Buntung?

21 Januari 2021   11:58 Diperbarui: 22 Januari 2021   09:20 1374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh StockSnap dari pixabay.com

Dengan pontang-panting, saya sebisanya memenuhi permintaan dalam kontrak, sendirian. Segala sumpah serapah dan caci maki dialamatkan kepada rekan yang kerap menghilang itu.

Tidak Selamanya Kemitraan Berakhir Buruk

Seorang kawan baru dikenal bersedia meminjamkan modal, dalam bentuk uang maupun barang. Pria pengusaha barang elektronik di Glodok itu beberapa kali bertamu ke rumah dan kantor. 

Saya pun membalas, dengan berkunjung ke toko-tokonya (waktu itu ada 8 toko) dan kemudian dijamu di rumahnya yang terletak di kawasan elite.

Belakangan saya baru mengerti, pria muda itu sedang menggali lahan kemungkinan untuk menanam kepercayaan. Dalam perkembangan berikutnya, lelaki yang enggan menggunakan sopir itu memasok keuangan saya.

Hubungan tersebut seumpama, "Anda punya uang, tapi tidak memiliki waktu. Saya punya waktu, tapi tidak memiliki uang."

Konsekuensi logisnya, setelah dipotong biaya-biaya, pajak-pajak, dan ongkos lainnya, setiap keuntungan bersih dibagi dua.

Kesimpulan

Berkongsi dalam kegiatan usaha merupakan praktik umum dan biasa. Apalagi bisa bersatu bersama teman. Keterikatan dalam hubungan persahabatan adalah bahan bakar bagi kelangsungan usaha yang menguntungkan.

Sebaliknya, modal dasar itu berpotensi menjadi duri yang menyayat kegiatan usaha, bahkan merobek ikatan pertemanan.

Sebelum memutuskan untuk berkongsi bersama teman dalam kegiatan usaha, sebaiknya pertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:

  1. Samakan visi, misi, dan persepsi tentang jenis, sifat, juga risiko usaha. Kesepahaman itu akan membentuk sebuah konsep yang ajeg dan menjadi pedoman dalam menjalankan usaha. Karena perubahan signifikan yang mendadak, beresiko kerugian.
  2. Bangun rasa saling percaya antara sesama mitra. Nyaris mustahil menjabarkan teori ataupun rumus kepercayaan, namun pekerti ini tempatnya di puncak permodalan sebuah usaha. Tanpa itu, lupakanlah berkongsi, daripada buntung dalam segala hal.
  3. Apabila sudah berkongsi, terbukalah tentang perkembangan usaha dan kinerja keuangan. Keterbukaan sangat penting demi menguatkan kepercayaan dari mitra.
  4. Berlakulah profesional dalam kerangka kegiatan usaha. Lupakan sejenak rasa sungkan dan tidak enak. Waktu setelah bekerja dan berusaha bisa digunakan untuk melepas ketegangan, juga meningkatkan hubungan pertemanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun