Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Kongsi Usaha dengan Sahabat, Untung atau Buntung?

21 Januari 2021   11:58 Diperbarui: 22 Januari 2021   09:20 1374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh StockSnap dari pixabay.com

Tidak lebih dari tiga bulan, rumah makan yang senantiasa full booked pada jam makan siang itu mencapai titik optimum. Enam bulan kemudian, empat orang sahabat sekaligus mitra usaha berkeinginan menjadikan tempat makan itu sebagai bar atau club.

Meskipun sama-sama berkegiatan usaha kuliner, namun terdapat perbedaan antara penyelenggaraan restoran dengan bar. Yang pertama menyediakan barang berupa perakitan makanan dan minuman serta jasa pelayanan makan. Sedangkan bisnis kedua bobotnya lebih kepada jasa entertainment (hiburan) yang menyediakan menu F&B.

Konsekuensinya, lima pemegang saham itu harus merogoh kocek lebih dalam untuk pengadaan professional sound system, lighting set, renovasi interior, penggantian kursi meja dengan yang lebih luks, dan penambahan perizinan. 

Perubahan konsep tersebut menyebabkan perubahan sasaran pasar. Tingkat okupansi anjlok. Selama bulan-bulan berikutnya, keuangan badan usaha berdarah-darah. Kurang dari satu tahun semenjak renovasi, kongsi usaha bubar seiring dengan ambruknya bar/restoran itu.

Sejak saat itu saya kapok berkongsi dalam usaha dengan mendirikan badan usaha perseorangan (dalam bentuk CV). Partner dalam badan usaha itu adalah komanditer diam (pasif), yang pada praktiknya tidak ikut dalam proses keputusan.

Terjun sendiri dalam gelombang persaingan rasa-rasanya kurang bijak. 

Selain mendaftarkan diri menjadi anggota sebuah asosiasi pengusaha konstruksi, saya juga berkolaborasi dengan pengusaha serupa. Ia memiliki akses bagus ke pejabat penentu proyek di Pemda. 

Sementara saya memiliki pasukan pekerja, waktu, dan sepotong keahlian. Memperoleh dua proyek, modalnya dibagi dua, pekerjaan bisa dilakukan simultan. Berkat hubungan baik dengan orang dalam, sang kawan mendapatkan banyak proyek dalam satu waktu.

Banyak proyek, berarti butuh banyak modal?

Awalnya kawan seperjuangan itu berjanji ikut berbagi rata ihwal keuangan. Dalam perjalanan berikutnya, ia alpa dan mengalpakan diri terhadap kewajibannya.

Perut saya mulai mules. Proyek-proyek harus selesai pada saatnya. sedangkan kantong sudah bolong, celengan kosong. Ke perbankan? Butuh waktu lowong!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun