Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jangan Jadikan Puber Kedua sebagai Dalih Berselingkuh

20 Desember 2020   07:18 Diperbarui: 22 Desember 2020   04:51 1538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi berselingkuh. (Gambar oleh Tumisu dari pixabay.com)

Puber kedua adalah istilah dialamatkan kepada orang dewasa yang berperilaku ganjen.

Padahal sebenarnya dunia medis tidak mengenal pemahaman puber kedua. 

Istilah tersebut kerap digunakan untuk menggambarkan orang dewasa yang bertingkah selayaknya remaja yang baru memasuki masa pubertas. Mereka pun mengedepankan penampilan, berlaku percaya diri, bergairah, dan agresif mendekati lawan jenis.

Ahli kejiwaan menerangkan, puber kedua merupakan periode dalam kehidupan seseorang setelah bangkit dari 'badai dan stres' disertai dorongan gairah menggebu-gebu, biasanya terjadi pada rentang usia 35-40 tahun.

Perilaku ganjen itu sebenarnya bisa menambah romantis hubungan suami istri, namun akan menjadi bencana ketika ditujukan kepada pasangan tidak sah. Puber kedua adalah kegairahan yang bisa memicu perselingkuhan, jika diterapkan secara keliru.

Pijakan asumsinya, tulisan ini bertumpu kepada kaidah kehidupan perkawinan pasangan tunggal atau monogami. Juga menitikberatkan perhatian kepada perilaku pria, sebagaimana yang saya rasakan.

Jika sepakat dengan itu, maka artikel ini bisa dibaca lebih lanjut.

Dalam usia yang rentan mengalami krisis paruh baya, seorang pria cenderung lebih aktif, bergairah, kemudian berpetualang dengan cara menggoda lawan jenis. 

Konon, petualangan asmara itu tumbuh karena kesadaran tentang menyurutnya masa muda ketika memasuki usia pertengahan alias menjadi tua. 

Kompensasinya, seorang pria akan lebih bersifat ganjen dengan memperhatikan dandanan, berlaku agresif, dan menggoda wanita selain pasangan sahnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun