Ternyata sudah ada lebih dulu siswa pindahan dari Malang juga dan dikenal karena bandelnya keterlaluan. Julianto yang badung itu sekarang menjadi pengusaha real estate sukses baik hati.
Beberapa guru SMA yang saya ingat namanya semata karena "killer" namun berhati emas.
Guru matematika, Bu Sukim, adalah salah satu guru paling ditakuti. Murid yang sulit mengerti dalam pelajarannya akan diceramahi dengan "kata-kata mutiara" sambil digetok memakai penggaris mika. Mayoritas murid sulit mendapatkan pemahaman, apalagi berkaitan dengan cosinus, tangen, dan seterusnya.Â
Tapi ia terus menerangkan, bahkan memberikan ekstra pelajaran di rumahnya, agar para murid mengerti. Gratis!
Keuntungan yang saya miliki adalah, pada waktu SMP dan kelas 1 SMA sudah dibiasakan dengan demokrasi belajar dan pelajaran lebih "tinggi" yang memudahkan saya untuk mengikuti pelajaran tingkat berikutnya.
Dalam ulangan harian setelah sebulan belajar saya memperoleh nilai tertinggi di kelas, meskipun terlambat mengikuti kegiatan belajar. Kejadian ini tidak hanya membuat teman-teman tercengang, tetapi para guru yang tadinya merasa pesimis.
Baca juga:Â Lho, Guru Sejarah Kok Malah Menggambar?
Sebaliknya, ada guru yang "adem" dan ngayomi. Seperti Bu Tati, guru bahasa Inggris yang mantan pramugari. Saat ulangan atau ujian, beliau memisahkan saya dengan anak-anak lain, menempatkan di mejanya.
Demikian karena kalau saya duduk di bangku murid, maka siswa pada radius sekitar akan mendapat nilai bagus. Ditaruh di depan, murid-murid yang duduk di depan nilainya ikut bagus. Di belakang, begitu juga.
Tapi yang paling dikenang adalah Pak Joko, guru Fisika yang lembut dan mengayomi anak-anak. Murid-muridnya merasa beliau bukan sekedar guru, tapi Ayah bagi semua orang. Kebaikannya dikenang sampai akhir hayatnya.
Masih banyak lagi kisah tentang guru, baik yang mengesalkan atau yang menyenangkan, tetapi kisah-kisah tersebut meninggalkan kesan mendalam yang tidak bakal terlupakan. Kenangan-kenangan manis itu selalu menggenang dalam ingatan, kendati soal ingatan nama adalah kelemahan saya.
Jadi meskipun terkadang tidak ingat namanya, tapi jasa guru senantiasa dikenang selamanya.