Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Akibat Lalai Melaksanakan Permintaan Pacar

16 November 2020   08:17 Diperbarui: 16 November 2020   09:16 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh cottonbro dari Pexels

Lelaki itu tepar terkapar di kamar, akibat lalai melaksanakan permintaan pacarnya: menuangkan seluruh isinya ke dalam aliran sungai!

Tidak lama setelah lulus kuliah, Pono diterima bekerja pada sebuah lembaga pembiayaan. Bidang yang berbeda dengan apa yang dipelajarinya di bangku kuliah. Takmengapa, toh Ia lolos setelah menempuh serangkaian tes: psikologis, tertulis, dan dalam percakapan-percakapan dengan beberapa orang.

Pekerjaan berbeda dengan latarbelakang pendidikan, tidak menghalangi Pono merasa nyaman. Asyik-asyik saja. Yang penting gajian.

Gaji yang diterima dirasakannya amatlah banyak, menurut ukurannya sebagai orang yang berasal dari desa.

Secara seksama, gajinya diatur pengeluarannya untuk bermacam-macam keperluan.

Pastinya untuk melunasi biaya kos bulanan, makan sehari-hari selama merantau, taklupa mengirimkannya sebagian kepada orang tua. Sekali-kali rekreasi dan membeli keperluan lainnya, seperti baju beserta sepatu. Sisanya disimpan dalam tabungan untuk masa depan bahagia.

Pono berniat mempersunting gadis manis putri Ibu kos. Meskipun hidup di kota besar dengan segala godaannya, gadis berponi itu tidak terpengaruh. Ia bersahaja dan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk belajar.

Putri kedua Ibu kos itu sedang menempuh kuliah di jurusan kedokteran. Oleh karenanya, Ia harus benar-benar serius dalam belajar agar bisa meraih gelar dokternya tepat pada waktunya.

Tetapi bukan berarti keseriusan tersebut membuatnya menjadi gadis kutu buku yang kaku.

Gadis manis berambut poni itu lincah dan ramah, rajin menyapa penghuni kos yang berjumlah 5 orang dengan senyumnya. Empat orang penyewa adalah bapak-bapak, para pria yang masing-masing sudah beristri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun