Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Man on the street.

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Mi Ayam 5 Ribu, Antara Keuntungan dan Keinginan Warga

9 Oktober 2020   14:09 Diperbarui: 9 Oktober 2020   14:32 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mi ayam (dokumen pribadi)

Hari Jumat ini saya sengaja menyambangi warung bersahaja di dalam gang, ingin mencicipi mi ayam lagi. Lagi? Jangan-jangan doyan!

Begini, di dalam tulisan terdahulu disebutkan, bahwa warung tersebut menawarkan semangkuk mi ayam seharga Rp 8 ribu pada hari biasa. Sedangkan khusus pada hari Jumat dapat ditebus senilai Rp 5 ribu dengan porsi yang sama. Ini yang akan dicoba.

Sebagai pengingat, boleh tengok lagi di sini.

Itulah yang mendorong raga saya berjalan kaki menuju kedai itu. Kepingin juga sih.

Sepuluh menit kemudian tibalah saya di tempat tujuan, leyeh-leyeh dulu di bangku kayu panjang doyong pada sisi sebelahnya.

Sambil mengunyah tempe goreng saya bertanya ke Pak Rizal, apakah saran-saran peningkatan mutu produk sudah diterapkan? Oh ya, mungkin sebagian sudah terlupa, Pak Rizal ini adalah pemilik rumah sekaligus penjualan mi ayam.

Beliau menyampaikan, sebagian besar masukan telah dijalankan, kecuali penambahan kecap asin merk tertentu. Lumayan mahal, katanya.

Ya sudah, bukan masalah besar dan dapat dimengerti, penambahan bahan itu akan mengganduli beban harga pokok penjualan, yang mengakibatkan berkurangnya keuntungan diharapkan.

Sampai dengan obrolan tersebut, volume penjualan belum bertambah. Namun, menurut Pak Rizal, jangka waktu penjualan cenderung lebih pendek. Artinya, mi ayam lebih cepat laris.

Sementara itu pada hari Jumat, jumlah penjualan melonjak menjadi 2,5 - 3 kali lipat dibandingkan hari biasanya. Wah dada saya mengembang mendengar gejala itu.

Menurut penuturan Pak Rizal, memang setiap hari Jumat ia menjual mi ayam lebih murah dibandingkan hari biasa, Rp 5 ribu. Penjual mi ayam itu bisa membanting harga jual, karena harga pembelian mi (bahan mi ayam sudah jadi) khusus hari Jumat adalah Rp. 5 ribu per-kilo, kurang dari setengah harga normal.

Selain itu ukuran sajiannya normal, seperti penjualan pada hari biasa, dan rasanya enak. Semakin hari semakin menggoda rasanya, kata pelanggan. Dapat dimengerti, ketika pada hari Jumat penjualan meningkat.

Timbul semacam tuntutan, tepatnya keinginan tidak tertulis dari warga sekitar yang membuat posisi Pak Rizal dalam posisi terjepit.

Di satu sisi, sebagai pedagang mi ayam, ia mestinya tunduk kepada sebuah prinsip ekonomi: dengan pengorbanan sekecil-kecilnya demi meraih hasil sebesar-besarnya. Sebaliknya ia harus mengikuti adagium yang berlaku di lingkungan masyarakat sekitar mengenai produk makanan: enak, banyak, dan murah.

Dada saya mengempis mendengar penjelasan itu.

Kemudian saya memesan 2 porsi mi ayam. Takberapa lama, 2 kemasan styrofoam dimasukkan dalam kantong plastik yang sudah saya siapkan dari rumah.

Begitu dibuka, terhirup aroma mi ayam. Singkatnya, mi ayam dilahap pelan-pelan agar bisa dirasakan perbedaan dengan yang lampau. Lagipula saya sudah sarapan sebelumnya.

Di dalam kuahnya sudah ditambahkan irisan daun bawang. Pada dasarnya rasa masih ajeg, sama seperti terdahulu. Aroma mi ayam menguar, penambahan bubuk merica dan irisan daun bawang berpengaruh, juga unsur minyak ayam yang mempertegas rasa.

Untuk sekelas 5 ribu rupiah (hari  Jumat) mi ayam tersebut sudah sangat bagus.

Berakhir sudah sarapan kedua saya tanpa sisa.

Polaritas, antara kehendak untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya dengan keinginan warga setempat, telah disikapi oleh Pak Rizal dengan perolehan bahan lebih murah tanpa menurunkan komposisi olahannya. Kendati keadaan tersebut hanya terjadi sekali dalam seminggu, yaitu pada hari Jumat.

Akhir kisah, Pak Rizal mendukung cetusan masyarakat sekitar gang. Kendati dengan keuntungan tipis, ia menjual mi ayam dengan berlandaskan: rasa enak, porsi banyak, dan berharga murah.

Semoga jumlah penjualannya semakin waktu semakin meningkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun