"Aku sudah mengerahkan seluruh kemampuanku. Apakah ada cara lain tanpa mengorbankan uang?"
Seorang bawahan setia, menyodorkan selembar kertas,
"Begini tuan, mohon maaf sebelumnya, saya tadi malam membuat coretan mengenai strategi peraihan massa."
Sang tuan calon raja kecil mengamati kertas itu. Mengernyitkan keningnya, menyunggingkan senyum lebar, lantas menepuk-nepuk bahu bawahannya nan setia, kendati belum digaji selama  tiga bulan.
"Bagus...bagus.... tidak sia-sia aku telah merekrutmu."
***
Lelaki sepuh bermata teduh, bertempat tinggal di rumah panggung di balik bukit, dan dijuluki Kiai itu menggeleng-gelengkan kepalanya. Masih jelas teringat, ia datang kepada sebuah pertemuan berdasarkan sebuah surat undangan.
Bukan pertemuan politik!
Tetapi gelaran diskusi Covid-19. Kiai Sepuh bersemangat menghadiri ruang percakapan tentang kebangsaan, kemanusiaan, dan ihwal yang dapat meningkatkan kemaslahatan umat. Di sinilah ia bisa menularkan semangat dan kemauan-kemauan baik kepada generasi yang lebih muda.
Pertemuan terjalin dalam suasana hangat dan produktif. Ada beberapa inisiatif berguna yang dihasilkan.
Menjelang akhir acara, datang serombongan orang membawa umbul-umbul dan bendera, mengusung dua orang gagah berjas sewarna bendera, bersorak-sorai memecah kedamaian pertemuan.