Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Man on the street.

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Legenda Dayang Sumbi dan Balada Hampir Davidson

2 Agustus 2020   08:24 Diperbarui: 2 Agustus 2020   08:32 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: modified motorbike (dokpri)

Ia gadis nan jelita tiada tara. Wajah lembutnya adalah cahaya yang meredupkan mentari baru bangkit seperenamnya di ufuk timur.

Rupa cantik tanpa tanding itu perlahan menapakkan kaki jenjangnya melintasi taman kerajaan, menghindari embun masih enggan meninggalkan rerumputan.

Sesungguhnya gadis nan cantik tiada tara, yang kemudian dikenal sebagai Dayang Sumbi, bukanlah manusia seutuhnya. Ia merupakan percampuran antara manusia dan dewi kahyangan.

Masih memerah dibawa sang maharaja ke istana dari hutan tempat ditemukannya. Bayi perempuan itu tumbuh sehat, mendewasa menjadi gadis jelita tiada taranya di seantero kerajaan-kerajaan.

Raja-raja sekitar, pangeran-pangeran di tikungan, dan pria-pria --tua maupun muda-- amat sangat menginginkannya. Keinginan telah menembus ubun-ubun untuk meminang gadis jelita tiada tara.

Akhirnya, dengan segala kekuatan pasukan dan kesaktian mandraguna, para raja dan pangeran bertempur demi memperebutkannya. Peperangan dahsyat tak terelakkan.

Sedemikian dahsyatnya, pengerahan kekuatan masing-masing pasukan, timbullah bentrokan berdarah-darah. Sedemikian dahsyatnya ilmu kesaktian mandraguna para raja, pangeran dikerahkan sehingga pertempuran menjadi berimbang.

Demikian berimbangnya sehingga seluruh peserta peperangan saling menumpaskan satu sama lain. Kemudian bergelimpanganlah tubuh-tubuh tanpa ruh.

Pada akhirnya sang pengujar terlalu lelah untuk mengisahkan pengasingan Dayang Sumbi ke hutan terpencil. Ia juga tak hendak menerangkan tentang bagaimana terjadinya ihwal pengusiran Sangkuriang.

Alkisah,  seorang pria muda berstatus belum menikah tersulut bara asmara.  Ia jatuh hati setengah mati kala bersua dengan seorang gadis nan jelita tiada tara. Kulit dan wajahnya kinclong, karena gadis itu menjalankan tapa dan laku makan sayuran mentah (kelak ini disebut lalapan).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun