Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Biaya Koordinasi untuk Pak RW Paramount

7 Juli 2020   11:49 Diperbarui: 7 Juli 2020   12:05 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pribadi: pembangunan Wisma Atlet Kemayoran

Dikisahkan, bahwa pada awal dimulainya proyek, serombongan warga dengan garang memblokir kegiatan. Mereka berteriak-teriak, memukul-mukulkan tongkat kayu dan besi ke badan mesin-mesin pertukangan serta menghentikan kegiatan pembangunan. Tukang, mandor, dan bagian keamanan tidak kuasa menandingi keberingasan warga. Aksi tak akan berhenti sebelum biaya koordinasi diselesaikan.

Agar ketegangan tidak berkepanjangan, maka Rudolfo, mewakili pihak kontraktor, memberanikan diri menghadap penguasa kawasan Paramount. Sendiri, dengan diiringi warga, Rudolfo mendatangi rumah pak RW.

Pak RW adalah mantan kepala preman terminal bus antar kota, yang pernah membawahi sekelompok anggota yang wajib menyetorkan sejumlah uang hasil memalak sopir bus antar kota.

Kemudian, nasib membawanya menjadi Ketua RW kawasan Paramount. Sepak terjangnya pada masa lampau membuatnya menjadi tokoh disegani --tepatnya ditakuti-- oleh warga, aparat, dan mereka yang hendak berbuat onar di kawasan tersebut.

Rudolfo memasuki rumah pak RW yang sedang membaca koran. Sebagian kecil warga menunggu di luar, sisanya pulang ke rumah masing-masing menunggu kabar baik. Suasana hening mencengkam. Terdengar suara lalat beterbangan. Tiada percakapan. Tiada suguhan.

Dengan berhati-hati Rudolfo mengawali pembicaraan, "maaf pak RW, saya mewakili pihak kontraktor. Apa yang bisa kami lakukan untuk mengatasi permasalahan?"

Dari balik lembaran koran terbentang yang menghalangi pandangan, pak RW menjawab dengan ketus, "sebelum proyek dimulai, harusnya anda melakukan koordinasi dengan warga sekitar."

"Dan anda seharusnya juga tahu, bahwa ada biaya koordinasi kepada warga sekitar. Siapa nama anda?" lanjutnya berwibawa.

"Sa..ya... Rudolfo. Pegawai proyek yang ditugaskan untuk menyelesaikan soal koordinasi," jawab pria berwajah parut itu.

"Rudolfo......???" sontak pak RW menyingkirkan koran yang dibacanya. Matanya melotot tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Bagaimana aku bisa melupakan muka parut itu.....," pak RW mengulurkan tangannya kepada Rudolfo yang pernah menjadi tangan kanannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun