Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

"Relationship", Faktor Penentu Keberhasilan Usaha Kuliner

6 April 2020   07:03 Diperbarui: 6 April 2020   10:55 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh StockSnap dari pixabay.com

Dalam dua dekade terakhir, perkembangan bisnis kuliner demikian pesat. Beraneka usaha makanan dan minuman (mamin) mudah ditemui di berbagai tempat, baik di kaki lima maupun mall dengan bermacam gaya, dari yang sederhana sampai yang "wah".

Pun akan banyak pilihan menu, dari jenis masakan tradisional Indonesia, olahan bernuansa oriental, barat, timur tengah dan sebagainya. Untuk memperkaya atmosfer ruang, sebagian penyedia makanan dan minuman (mamin) kemudian melengkapi gerainya dengan hiburan, seperti organ tunggal, musik latar bahkan musik hidup.

Pengelola bisnis kuliner berlomba-lomba menawarkan kekhasan yang diharapkan tidak dapat ditemukan di gerai lainnya, untuk itu mereka memperhatikan: 1) penyediaan mamin yang mempunyai cita rasa tersendiri; 2) desain tempat dan atmosfer ruang yang unik; 3) penyediaan hiburan sesuai karakter konsumen dan; 4) pelayanan yang prima.

Keempat unsur tersebut merupakan faktor-faktor penentu keberhasilan bisnis kuliner. Disadari atau tidak, setiap pengelola bisnis kuliner berusaha menentukan konsep ruang, produk ditawarkan, atmosfer dan pelayanan sebagai ciri khas. Dengan kata lain, ia berupaya make a difference.

Baca juga: Pentingnya "Make a Difference" dalam Bisnis Kuliner

Menjelang tahun 2000, saya dipercaya untuk mengelola sebuah restoran berkonsep cafe, berlokasi strategis, bangunan dua lantai bergaya Bali, interior warna bohemian dan mebeler kayu jati.

Mamin yang ditawarkan pun beragam, seperti masakan Indonesia, oriental (Chinese dan Japanese), Western dan Italian (pizza, pasta), lebih dari 60 jenis mamin dalam menu. Atmosfer ruangan dipenuhi musik DJ)* dan musik hidup grup band lengkap setiap malam. 

Kafe tersebut merupakan semi fine dining restaurant, artinya setiap pengunjung dilayani dengan prima, peralatan makan lengkap di meja dan clear up (pembersihan meja) setiap selesai bersantap walau tamu masih di tempat. Kenyamanan pengunjung didahulukan.

Syarat-syarat make a difference terpenuhi, keempat faktor penentu keberhasilan bisnis kuliner diterapkan.

Perseroan Terbatas yang mengelola kafe tersebut merekrut saya. Tantangan terbesar adalah  peningkatan penjualan yang merosot tajam sejak lima tahun berdirinya. Lho kok bisa? Padahal faktor-faktor penentu keberhasilan usaha kuliner telah terpenuhi.

Sejak tahun 2000-an kafe dan bisnis kuliner lainnya tumbuh pesat. Tingkat persaingan kian ketat, sementara pangsa pasar cenderung tumbuh lambat. Dapat dipahami ketika bisnis kuliner tersebut menurut omset penjualannya. 

Menyiasatinya, langkah awal adalah pembenahan ke dalam. Salah satunya dengan memangkas pemborosan biaya, misalnya dengan mengendalikan "pengutip uang kecil".

Baca juga: Menyiasati Small Money Earner dalam Bisnis F&B

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun