Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Kalut

1 April 2020   07:21 Diperbarui: 1 April 2020   07:37 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh kalhh dari pixabay.com

"Ternyata satu arah, saya tinggal di daerah setelah melewati tempat itu. Baiknya anda ikut bersama, kebetulan saya sendiri di kendaraan".

Lanjutnya, "lagi pula, dalam keadaan begini, mana mungkin ada angkutan umum?"

Sebuah tawaran argumentatif yang tidak bisa ditolak. Aku mengangguk sambil berkemas menyongsong kereta berhenti sempurna. Pria baik hati itu tersenyum tulus.

Peron nampak lengang, pada sudut-sudut bersiaga aparat bersenjata lengkap menonjolkan aura kegentingan.

Aku duduk dalam kendaraan, sementara pria itu mengemudi pelan, keluar dari halaman stasiun menuju jalan raya yang sepi mencekam.

Aku memejamkan mata, menikmati kursi empuk berlapis kulit, menghirup wangi khas kendaraan buatan Bavaria, dan terlena suara jernih mengalun dari sound system kendaraan yang senyap dari bunyi-bunyi roda menapaki aspal.

Tersadar, aku belum memperkenalkan diri kepada pria baik hati itu, "Oh ya, lupa. Nama saya Ferguso. Nama anda?"

Pria itu menjulurkan tangan, menyebutkan jelas namanya, "Mike Skywalker...", yang kusambut dengan genggaman erat tanganku, berterimakasih.

Jabatan tangan hangat yang menjalar dari keempat jarinya.

"Empat..........???", mendadak wajahku pucat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun