Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bunga Merah Muda Itu Masih Ada

27 Oktober 2019   18:30 Diperbarui: 27 Oktober 2019   18:48 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di depan rumah mungil asri dengan halaman kecil yang ditumbuhi tanaman perdu mengkuntumkan bunga-bunga warna merah muda.

Telaga hati meluap, membayangkan pujaan hati masih mengingatnya. Mungkinkah ia mengenang kebersamaan mereka? Apakah bara cinta itu masih bermekaran, seperti bunga-bunga kecil warna merah muda di halaman rumah mungil asri itu?

Yuli tumbuh menjadi seorang gadis berpotongan macho: rambut dipotong pendek, lebih suka memakai celana panjang dibanding gaun. Tidak senang jika wajahnya dilabur kosmetik kecuali usapan tipis bedak dingin. Yuli memiliki sahabat sejak kecil seorang pria yang agak kemayu. Seorang sahabat, menemani saat susah hati atau merayakan kegembiraan. Ia akan membela ketika anak-anak laki lain mengusiknya. Yuli pernah menghamtakan sebuah kaso hingga patah kepada seorang anak lelaki yang telah mengusili sahabatnya sampai menangis. Sejak saat itu ia dikenal sebagai wanita tomboy yang disegani di wilayah setempat.

Wilayah yang dekat dengan area komersil, dimana terdapat berbagai gerai perdagangan, kantor-kantor dan lainnya. Suatu lingkungan pegawai mencari indekos. Kedua sahabat itu kerap menggoda pekerja-pekerja berjalan pulang ke tempat kost-nya, ayu-ayu dan ganteng-ganteng serta wangi baunya. Pria kemayu akan tersipu-sipu ketika menyeru seorang lelaki tampan pegawai bank menuju tempat kosnya. Yuli lebih senang menonton wanita cantik lewat.

Seorang gadis berbaju putih berperawakan tinggi menarik perhatian. Setiap mendengar suara geseran rolling-door menutup toko kain, Yuli bergegas menunggu di sisi jalan menunggunya lewat. Sepasang kaki jenjang menjulang dibalik rok hitam yang tidak cukup menutupi paha. "Hai..cewek!" sebuah seru mengawali perkenalan. Gadis semampai pun sering ke rumah Yuli, menonton televisi yang belum ada di kamar kos.

Yuli senang melihat rona pada wajah bening, ketika menyelipkan sekuntum bunga kecil warna merah muda yang banyak terdapat di halaman depan rumah pada telinga menambah kecantikan gadis berambut pajang itu. "Aku mencintaimu sayang", bisik Yuli lalu membenamkan puncak gelora merapuh hingga seluruh renjana meluruh layu, melusuhkan bunga kecil warna merah muda pada telinga. Mereka menyimpannya sebagai rahasia. Sebuah jalinan cinta yang terlarang.

Sampai suatu kejadian membuatnya meradang. Yuli memendam dendam pada penghuni kamar sebelah kos Aprilianti. Diam-diam gadis tinggi semampai telah menjalin hubungan dengan lelaki tampan pegawai bank itu. Belakangan sudah tidak pernah kelihatan lewat. Konon kabarnya, ia telah pindah kos dekat sebuah sekolah modeling. "Pasti dibiayai si don yuan itu deh..." prasangka Yuli dalam batin.

Yuli mencari tahu dengan mengunjungi tempat kos berderet-deret. Beberapa kali mendatangi, tanya tersebut tidak pernah terucap. Kecuali pertanyaan basa-basi ke Marco. Oh ya, ia jadi tahu nama lelaki tampan pegawai bank itu, setelah beberapa kali ke tempat kos yang penuh buku.

"Kemana pindahnya Aprilianti?" yang hanya dijawab dengan gelengan kepala Marco. Yuli yakin, pasti pria ramah itu menyimpan untuk diri sendiri. "Dasar laki-laki buaya darat..." pikirannya menggerutu. Dilihatnya laki-laki itu sedang asyik membaca sebuah buku, "Passive Income Strategy" karya Ryan Filbert.

"Hei....jawab..!" sambil ditepuknya sebuah guling kearah pria kutu buku itu.

"Ooh....maaf", kilah Marco, "saya sedang menyimak buku ini. Aku tidak tahu Aprilianti pindah kemana".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun