Begitu juga dengan taatnya masyarakat membayar pajak sehingga pajak yang didapat dipergunakan seperlunya untuk kesejahteraan masyarakat.
Semakin banyak penghasilan dan kekayaan seseorang di negara Belanda maka akan semakin banyak jumlah pajak yang akan dia tanggung.
Keadaan seperti ini menjadikan masyarakat hidup dengan sederhana, hal itu dapat kita lihat kendaraan yang paling sering digunakan ternyata sepeda, sepeda menjadi kendaraan yang paling sering ditemukan di negara Belanda.
Negara kecil namun bisa menjadi negara maju ternyata pola dan kebudayaan yang terbangun di masyarakatnya sudah sangat baik.
Fungsi pemerintah yang mengayomi dan melindungi masyarakat sangat terlihat di Belanda dari Cerita pak Romli anak beliau yang bekerja di rumah sakit namun belum mencapai umur 23 tahun penghasilannya dipotong 30%.
Hasil dari pajak dan pemotongan gaji dari pekerja yang dibawah usia 23 tahun digunakan untuk subsidi silang, sekolah gratis yang betul-betul gratis, asuransi kesehatan yang digunakan untuk menjaga kesehatan bukan mengobati orang yang sakit dan yang paling menarik menggaji pengangguran dari masyarakat di Belanda.
Begitu juga dana pensiunan setiap orang yang bekerja nantinya akan mendapat dana pensiun baik pegawai negeri maupun swasta.
Transparansi pengelolaan keuangan menjadikan masyarakat tidak merasa keberatan diterapkan berbagai peraturan terkait penarikan pajak yang dilakukan.
Begitu juga pola hidup masyarakat yang bekerja dengan etos kerja yang baik 8 jam bekerja memang betul-betul bekerja sehingga pemerintah dan perusahaan yang memberikan kerja mendapatkan hasil maksimal dari para pekerja tadi.
Masyarakat Belanda tidak suka hidup berlebih-lebihan punya kendaraan jika betul-betul di butuhkan bukan hanya untuk gaya-gayaan yang tidak bermanfaat.
Sangat bertolak belakang jika kita melihat kehidupan masyarakat negara berkembang itu cenderung hidup berlebihan, memiliki mobil mewah lebih dari satu unit, memiliki sepeda motor sesuai jumlah orang yang ada di dalam rumah tersebut.