Mohon tunggu...
Budi idris
Budi idris Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis Buku, Blogger inspiratif

Dengan tulisan mari berkarya dan berprestasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pendidikan Karakter untuk Kazumi

25 Juli 2022   00:22 Diperbarui: 25 Juli 2022   00:25 921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenapa kita harus sekolah?, apakah sebenarnya tujuan sekolah? Ataukah kita sekolah hanya ikut-ikutan saja mengisi rutinitas harian ?

Kazumi

"Damn!"

Aku membanting buku yang baru saja kupinjam di perpustakaan. Beruntung yuli teman sebangku ku tidak kaget.

 Teman-teman sekelasku sebagian sibuk dengan gadgetnya masing-masing. Hanya beberapa saja yang membaca buku mengulang pelajaran yang sudah berlalu tadi. Sementara aku, terus menggerutu sedikit kesal, kekesalanku terjadi karena tadi saat membeli pulpen di kios depan rumah sebelum berangkat sekolah bang mamat yang ingin berangkat ke kebun sawit meledek ku.

Ngapain sekolah zum ? "nanti juga ujung-ujungnya kamu ke dapur juga jadi ibu rumah tangga",  

kalimat yang begitu membuat aku kesal aku ingin menjawab tapi seakan-akan aku tak diberi waktu untuk memberi jawaban karena bang mamat terus berlalu. Dalam benakku terus bertanya,seharian ini apa ya sebenarnya tujuan  sekolah ?.

Dan, hari ini, adalah pertama kalinya aku mengomel sepanjang hari. Aku tahu hari ini adalah hari pertama sekolah sejak libur semester. Tapi, bagiku pertanyaan yang belum terjawab menjadi beban yang terus menekan pundak berpikirku , biasanya hal seperti itu tidaklah sepenuhnya berpengaruh pada kepribadianku. Di ejek atau direndahkan orang lain, biasa aku tetap seperti biasanya gak perduli. Tapi kali ini betul-betul kesabaran dan kekesalan menjadi satu membuat ku bertingkah aneh dan  tidak jelas saat di kelas.

Bel berbunyi menandakan pembelajaran hari ini selesai.

Masih dalam suasana hati kesal, beruntung, teman-teman di kelasku paham. Selama ini jika aku ada pertanyaan yang tidak terjawab aku sibuk tidak tenang sampai ketemu jawaban yang tepat. Kutarik nafas perlahan, aku harus berfikir positif, aku tetaplah seorang murid yang memiliki senyum paling menawan. Tak peduli hati sedang gundah, atau sedih berkepanjangan. Aku ahli dalam hal itu. Iya. Muka dua mungkin julukan yang tepat bagiku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun