Mohon tunggu...
Budi idris
Budi idris Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis Buku, Blogger inspiratif

Dengan tulisan mari berkarya dan berprestasi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Blusukan Vs Pembusukan

8 Januari 2021   23:56 Diperbarui: 9 Januari 2021   00:20 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemimpin yang turun langsung kelapangan melihat langsung rakyatnya atau sering disebut blusukan menjadi trend politik saat ini. Kemudahan akses informasi dan cepatnya berita yang beredar membuat tokoh-tokoh politik menggunakan cara ini untuk mengenalkan dirinya kepada masyarakat.

Blusukan ciri khas kepemimpinan Bapak Joko Widodo sewaktu menjabat gubernur Jakarta. Yang saat itu melambungkan nama beliau dan masuk bursa calon presiden yang memiliki elektabilitas yang lumayan tinggi. Dan menghantarkan beliau terpilih sebagai Presiden.

Cara blusukan ini menjadi kebiasaan para aktor politik tanah air. Saat pemilu maupun pilkada blusukan menjadi cara yang dilakukan untuk menarik simpati masyarakat. Sekalipun cara ini tidak cocok dengan sebagian tokoh politik tetap saja dilakukan untuk meningkatkan citra diri di masyarakat.

Belakangan ini blusukan coba dilakukan ibu Tri Rismaharini sebagai menteri sosial yang baru. Melihat sekitar kantor menjadi agenda yang beliau lakukan. Kebiasaan bekerja terjun kelapangan membuat beliau tidak betah bekerja dibelakang meja menunggu laporan dari bawahan seperti kebanyakan pejabat di negara ini.

Apa yang dilakukan Bu Risma sebenarnya cukup baik, walaupun ada anggapan Indonesia bukan Jakarta saja. Memang betul Bu Risma menteri yang wilayah kerjanya sebanyak jumlah provinsi di Indonesia. Namun alangkah riskannya jika di lingkungan dinas sosial sendiri ada yang membutuhkan bantuan sosial tetapi tidak dipedulikan. ibarat pepatah "semut diseberang lautan kelihatan, gajah dipelupuk mata tidak kelihatan" apa yang dilakukan bu Risma melihat sekeliling dari yang terdekat menjadi sebuah kerja nyata yang patut di apresiasi. 

Hidup di Indonesia di era digital saat ini arus informasi begitu cepatnya, kita tidak mengetahui informasi yang kita dapat betul atau salah. terkadang kita sering termakan berita bohong atau sering disebut hoax.  ternyata apa yang dilakukan Bu Risma saat baru menjabat sebagai menteri sosial mengundang reaksi beragam dari berbagai masyarakat. ada yang setuju dan ada yang tidak setuju dan menganggap apa yang dilakukan bu Risma hanya settingan  hal ini memicu kebingungan di kalangan masyarakat. bagaimana seorang pemulung yang ditemui bu Risma dianggap sekelompok orang adalah orang-orang bayaran yang sudah di skenario jalan ceritanya saat Bu Risma melakukan blusukan.

Dengan berbagai foto pemulung dengan kondisi sebelum dan sesudah bertemu bu Risma ditampilkan di media sosial dengan berbagai argumen yang dituliskan  terkadang membuat kebingungan masyarakat dalam mengkonsumsi berita yang ditampilkan. kita sebagai masyarakat awam saat ini selain disibukkan dengan pengendalian covid-19 juga harus dipaksa terlibat dalam kebingungan menerima berita-berita yang terkadang kita tidak tahu mana yang benar mana yang salah.

blusukan yang dilakukan bu Risma ternyata mengundang reaksi orang lain yang tidak sehaluan dengan bu Risma  mengadakan perlawanan dengan mengadakan pembusukan. sikap bu Risma yang terjun kelapangan sekalipun itu mungkin dianggap settingan setidaknya beliau memberi tahu seluruh publik di Indonesia ini masih banyak saudara-saudara kita yang berada di bawah garis kemiskinan. yang selalu membutuhkan uluran tangan dari orang-orang yang lebih beruntung dari mereka. 

rakyat Indonesia sudah lelah dengan tontonan perang tokoh-tokoh politik yang terus menjadikan rakyat sebagai alamat dalam setiap pergerakkan yang mereka lakukan. atas nama rakyat selalu yang di ucap dengan berkoar-koar kejenuhan terkadang meliputi tontonan dunia politik di negara kita tercinta ini. perebutan kekuasaan yang terus terjadi setiap lima tahun sekali terasa menjadi waktu yang sangat singkat bagi tokoh politik untuk berbuat memenuhi kebutuhan rakyat. lima tahun waktu tersita untuk mempersiapkan proses bagaiaman memenangkan pemilu berikutnya. rasanya rakyat butuh perhatian untuk diperhatikan. bukan ditinggalkan selesai mengucap janji saat pelantikan.  

terus semangat bekerja bu Risma jangan meladeni hujatan dengan menghujat kembali, bekerja maksmimal mensejahterakan rakyat Indonesia dengan gerbong Kementerian Sosial yang ibu pimpin. cukup menjadi jawaban dari pembusukan yang dilakukan sebagian orang di setiap langkah blusukan Bu Risma. terima kasih. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun