Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anak dan Remaja Terdampak Pemanfaatan Teknologi yang Tak Tepat

21 Januari 2023   18:35 Diperbarui: 21 Januari 2023   18:48 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cinta Damai di Dunia Maya, jalandamai.org

 

Perkembangan teknologi merupakan salah satu perubahan besar yang dirasakan oleh masyarakat. Salah satu yang dapat kita cermati dalam perkembangan teknologi adalah beragamnya media sosial yang kini sangat mudah diakses oleh siapapun termasuk anak-anak. 

Perubahan tersebut tak dapat terelakkan, tinggal kita yang harus mengatur dan menyaring mana yang mau kita ambil pengaruh baiknya. Dalam hal ini, anak-anak sebagai pribadi yang belum matang secara emosional maupun pemikiran dan minim kemampuan, pasti akan kesulitan untuk memilih konten sesuai dengan usianya dan memahami mana yang baik untuknya dan mana yang tidak. Tentu saja mereka sangat memerlukan bantuan atau pendampingan orang dewasa, terlebih peran orang tua untuk menghalau dampak buruk kemajuan teknologi tersebut.

Seiring perkembangan teknologi, penggunaan gadget kini terbilang sudah menjadi kebutuhan bagi semua orang termasuk juga anak-anak. Banyak orang percaya bahwa baik gadget maupun media sosial memiliki banyak dampak negatif untuk anak-anak. Keberadaan media sosial tersebut banyak mengubah cara berinteraksi. Sebagai alat, media sosial merupakan pedang bermata dua, meskipun memiliki banyak manfaat media sosial juga dapat memengaruhi anak-anak dengan cara yang tidak sehat.

Kasus pembunuhan berencana yang dilakukan oleh dua remaja di Makassar, Sulawesi Selatan baru-baru ini menambah panjang daftar kejahatan yang ditimbulkan karena dampak penggunaan media sosial. 

Dua remaja berinisial AD (17) dan MF (14) terobsesi dengan transaksi jual beli organ tubuh yang mereka lihat di salah satu kanal website dan mereka tergiur untuk melakukan transaksi penjualan organ dengan harga yang sangat fantastis di kanal website itu. Namun untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Alih-alih mendapatkan keuntungan dari penjualan organ, tapi mereka malah dibekuk polisi dan ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan berencana. 

Bukan kali ini saja pengaruh media sosial membawa dampak buruk bagi si pengggunanya, sederet kasus penculikan, penganiayaan, pemerkosaan, perampokan, dan pemaksaan yang dilakukan oleh teman media sosial. Oleh karenanya, kita perlu waspada dalam memperluas relasi melalui kemajuan teknologi satu ini. Belum lagi kasus penipuan, prostitusi, perundungan, dan penyebaran berita palsu (hoax). Penyalahgunaan pertama dari media sosial adalah penyebaran hoax atau berita palsu. Hal seperti ini termasuk ke dalam perbuatan fitnah dan dapat mencemari nama baik seseorang bahkan sesuatu.

Biasanya dilakukan atas dasar benci untuk menjatuhkan yang bersangkutan. Perundungan atau bullying kian meningkat di lingkungan masyarakat hingga menjadi salah satu penyebab utama depresi yang paling populer. Perilaku ini dilakukan dengan menyerang sebuah akun media sosial yang dianggap menyimpang, meski tidak merugikan siapa pun. Sebagai contoh, penyanyi atau idol yang memiliki fisik, penampilan, dan bakat kurang sempurna rentan mendapat beragam komentar jahat dari warganet. 

Buruknya lagi, serangan semakin meluas karena penggiringan opini yang dilakukan oleh pembenci tersebut. Penyalahgunaan media sosial satu ini sering kali dialami tokoh publik. Mereka seolah dituntut menjadi sempurna, sehingga banyak orang terus mencari celah untuk membencinya. Padahal, perilaku tersebut termasuk ke dalam pembunuhan tak langsung karena memicu seseorang untuk menghabisi nyawanya sendiri.

Fitnah yang disebarkan dalam hoax oleh oknum yang tidak bertanggungjawab tidak kalah buruk dampaknya bagi anak dan remaja. Cara-cara ini biasanya dilakukan oleh kelompok-kelompok yang ingin menjatuhkan pemerintah (kekuasaan yang sah). Efek yang ditimbulkan sama-sama merusak generasi bangsa dan berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan NKRI. Hal ini dapat memicu tindakan radikal yang dapat berujung pada aksi teroris. Untuk itu, dalam menggunakan media sosial, haruslah pintar dalam memilah informasi.

Kita tentu tidak mau semua efek kelam penyelewengan media sosial terus berulang dan terjadi. Bukan tidak mungkin, anggota keluarga kita menjadi korban/target selanjutnya. Mari sama-sama melindungi generasi bangsa ini dari potensi kerusakan yang ditimbulkan oleh penipu, psikopat, pengadu domba, radikalis, teroris, dan oportunis. Dampingi putra-putri kita ketika mengakses internet, kita berhutang penjelasan atas berbagai hal yang awam bagi mereka. 

Sebagai orang dewasa hendaknya kita dapat memberikan panutan dan saling memberi perhatian kepada generasi bangsa dan ikut bertanggungjawab mengingatkan dan menarik mereka yang kadung keluar jalur. Jangan caci atau kucilkan mereka yang terperosok, raih mereka dengan kasih dan kehangatan perhatian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun