Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Refleksi Kepemimpinan Rasulullah SAW

9 Oktober 2022   00:34 Diperbarui: 9 Oktober 2022   00:41 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada tahun ini bertepatan pada tanggal 8 Oktober 2022. Memeriahkan suasana Maulid seharusnya tidak hanya dalam konteks keagamaan saja namun juga dengan menghidupkan keteladanan bernegara yang diperjuangkan oleh baginda Nabi Muhammad SAW karena banyak keteladanan dalam aspek cara hidup berbangsa dan bernegara yang diwariskan Rasulullah SAW.

Sebagaimana kita ketahui bahwa tidak ada perbuatan atau tindakan Rasulullah SAW yang tidak berdasarkan Al-Qur'an hal ini dinyatakan oleh Ibunda Aisyah ketika ditanya mengenai akhlak Rasulullah SAW, beliau menjawab: "Akhlak Rasulullah adalah Al-Quran" (HR Ahmad). Itu berarti kehidupan Rasulullah SAW merupakan manifestasi riil Al-Qur'an. Oleh karena itu ketika Al-Qur'an berbicara mengenai iman, sholat, puasa, zakat, haji, dan hal lain yang dianjurkan oleh Allah SWT maka Rasulullah SAW  selalu berada di garda terdepan di puncak keteladanan sebagai panutan utama.

Begitupun ketika Al-Qur'an berbicara tentang jihad, Rasulullah SAW benar-benar mencurahkan segenap pikiran, jiwa, tenaga, dan hartanya untuk kepentingan Islam. Melalui sirah nabawiah terdapat data valid Rasulullah SAW pernah memimpin jihad (dalam pengertian perang sebanyak 27 kali). Beliau juga memberikan contoh riil mengenai jihad yang sesungguhnya baik dalam bidang agama, pendidikan, ekonomi, negara dan sosial.

Dalam membangun kehidupan bernegara Rasulullah SAW menyadari bahwa Al-Qur'an sejak awal menginformasikan bahwa komunitas manusia tidak mungkin bisa menjadi suatu kesatuan yang homogen, Allah SWT memang menciptakan manusia menjadi mahluk yang heterogen. Maka dari itu perbedaan pendapat bagi manusia adalah bagian yang inheren dengan kemajemukan ciptaan Allah SWT. Dalam Al Quran dijelaskan, "Jika Tuhanmu menghendaki niscaya Ia akan menjadikan manusia sebagai satu umat" (Q.S. Hud/11: 118)

Keislaman Rasulullah SAW sebagai seorang pemimpin benar-benar sesuai dengan istilah Al-Quran, 'kffah'. Pada segenap elemen kehidupan, beliau tidak hentinya memandu, membimbing, memberi pencerahan agar umat manusia kembali menuju fitrah Allah SWT, yaitu: tauhid. Dunia tidak pernah dibenci dan dipisahkan dari akhirat. Beliau menjadikan dunia sebagai ladang akhirat.

Kepemimpinan Rasulullah SAW telah berhasil menciptakan generasi yang dibahasakan Al-Quran dengan 'khairu ummah' (sebaik-baik umat). Saat beliau wafat, tidak mengherankan jika khulafaur rasyidin sebagai penerus kepemimpinannya mampu menjadi mercusuar dunia beberapa tahun kemudian. Menjadi kiblat dan soko guru peradaban dunia. Hasil yang monumental itu --setelah izin Allah-- adalah buah dari keseriusan para sahabat untuk meneladani Rasulullah SAW sebagai Al-Quran berjalan.

Namun sangat disayangkan Al-Qur'an sebagai kunci utama keberhasilan segala aspek kehidupan seperti yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah SAW telah diabaikan oleh umatnya. Perkataan Rasulullah SAW tersebut Allah SWT abadikan dalam Al-Qur'an; Dan Rasul (Muhammad) berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Qur'an ini diabaikan." (Q.S. al-Furqan/25: 30). Wallahu A'lam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun