Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pemuda, Toleransi, dan Provokasi

30 Oktober 2021   09:46 Diperbarui: 30 Oktober 2021   10:09 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Satu - kompas.com

Peranan generasi muda sangat menentukan bagi kelangsungan sebuah negara. Bagi Indonesia sendiri, generasi muda merupakan generasi yang sangat penting. Kemerdekaan negeri ini tak bisa dilepaskan dari peranan generasi muda. Tentu kita masih ingat bagaimana generasi muda berkumpul menjadi satu dengan mengesampingkan latar belakangnya, dan melahirkan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Sumpah tersebut merupakan semangat baru bagi para pemuda, untuk terus berjuang mewujudkan kemerdekaan. Dan kemerdekaan tersebut akhirnya bisa diraih dan dirasakan hingga saat ini oleh kita semua.

Kekuatan pemuda tidak bisa dianggap remeh. Bahkan presiden pertama Indonesia Soekarno pernah mengatakan, "beri aku 10 pemuda, maka akan kuguncangkan dunia." Pernyataan ini tentu bukanlah tanpa alasan. Jika kita melihat perkembangan dunia dari dulu hingga saat ini, tidak bisa dilepaskan dari peranan generasi muda, yang mampu menjadi generasi yang cerdas, berinovasi tinggi dan bermanfaat bagi publik.

Di erah milenial saat ini, disaat kemajuan teknologi informasi begitu pesat, generasi muda juga punya peranan yang sangat penting. Ketika era kemerdekaan, para pemuda tentu berada digarda depan untuk bertempur melawan penjajah. Ketika era reformasi, generasi muda juga berada di garda depan untuk menurunkan kekuasaan rezim orde baru. Di era milenial seperti sekarang ini, generasi muda pada dasarnya juga berperan untuk membantu meningkatkan literasi dan toleransi. Kenapa? Karena era kemajuan zaman ini seringkali disalahgunakan oleh oknum tertentu untuk menebarkan provokasi.

Toleransi menjadi hal yang penting bagi negeri seperti Indonesia. Negeri yang terdiri dari beragama suku, budaya, agama dan bahasa ini, menuntut warganya untuk bisa saling menghargai satu sama lain. Karena keberagaman ini merupakan anugerah dari Tuhan yang harus dijaga. Keberagaman ini pula yang menuntut agar kita saling berinteraksi, saling mengerti dan memahami satu sama lain. Pada titik inilah, pentingnya generasi muda mengedepankan toleransi.

Toleransi merupakan nilai-nilai kerarifan lokal yang harus terus dijaga. Nilai luhur warisan nenek moyan ini, terbukti mampu menyandingkan keberagaman tanpa harus saling mempersoalkan perbedaan. Dan hingga saat ini, pada dasarnya masyarakat Indonesia bisa hidup berdampingan tanpa harus saling bermusuhan. Di Jawa misalnya, terdiri dari suku mana saja untuk mencari nafkah. Begitu juga dengan tempat lain. Agama yang ada di Indonesia juga tidak hanya Islam, tapi ada juga katolik, protestan, hindu, budha dan konghucu. Keragaman itu harus terus dijaga, agar generasi berikutnya juga tidak lupa akan asal usulnya.

Persoalannya, seiring perkembangan zaman, era kemajuan teknologi informasi ini justru seringkali disalahgunakan oleh oknum tertentu. Ironisnya, tidak sedikit dari oknum tersebut adalah anak-anak muda. Yang mereka lakukan adalah menebar provokasi, kebencian dan berita bohong. Tidak jarang, mereka membawa sentimen-sentimen agama, untuk menarik simpati masyarakat. Akibatnya, masyarakat yang tingkat literasinya rendah, akan mudah terprovokasi oleh informasi yang menyesatkan tersebut.

Karena itulah, mari kita jadikan pekan pemuda di hari sumpah pemuda ini, sebagai momentum untuk introspeksi diri. Janganlah menjadi pemuda penebar provokasi. Jadilah pemuda penebar toleransi, agar keberagaman negeri ini tetap terjaga. Jadilah pemuda yang inspiratif, jangan jadi pemuda yang provokatif. Negeri yang kaya akan segalanya ini, butuh pemuda-pemuda yang bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat. Bukan pemuda yang bisa mencoreng keragaman yang sudah ada di negeri ini sejak dulu. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun