Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menguatkan Imunitas Kebangsaan Melawan Virus Radikal

15 Juli 2021   10:28 Diperbarui: 15 Juli 2021   10:42 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lawan Radikalisme - jateng.inews.id

Pandemi covid-19 masih terus terjadi di Indonesia. Tak terasa sudah hampir 2 tahun pandemi ini terjadi. Berbagai dampak negatif yang ditimbulkan terus terjadi. Tidak hanya mengganggu perekonomian, tapi juga merusak tatanan kehidupan bermasyarakat. Yang dulunya bisa berkumpul dan bersilaturahmi, kini sudah sulit dilakukan karena harus ada jarak dan pembatasan. Hal-hal semacam ini tak jarang membuat masyarakat stress dan frustasi. Tidak sedikit pula karena frustasi tersebut memunculkan amarah yang tak terkendali. Karena tidak terkendali, output yang muncul adalah kebencian.

Penyebaran ujaran kebencian di masa pandemi ini tentu harus menjadi perhatian kita bersama. Kenapa? Karena pandemi membutuhkan ketenangan. Pandemi butuh kejernihan berpikir agar imun kita semua bisa terjaga. Jika kebencian melahirkan amarah, maka juga akan mempengaruhi imun kita. Dan ketika imun turun, maka potensi terpapar virus corona akan semakin terbuka. Berawal dari kebencian bisa memicu tertular penyakit. Mungkin terkesan sederhana. Tapi begitulah faktanya. Ketika imun turun, potensi tertular penyakit, termasuk virus corona akan semakin terbuka.

Tidak dipungkiri, sentimen kebencian di media sosial ini memang terus menguat dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, jauh sebelum pandemi covid-19, ujaran kebencian terus menghiasi media sosial, hampir di semua negara. Dan kebiasaan itu juga merambah ke Indonesia. Ironisnya, dalam kondisi apapun, cenderung disikapi dengan ujaran kebencian. Ketika kebencian ini menyasar apa saja, maka kita akan tumbuh menjadi generasi pembenci. Dan dalam konteks pandemi seperti sekarang ini, bisa jadi akan melahirkan generasi yang rawan penyakit.

Dan salah satu virus kebencian itu ada di propaganda radikalisme. Paham menyesatkan ini telah membuat banyak generasi penerus salah dalam memahami apa saja. Karena selalu dibenturkan pada salah dan benar, halal haram, kafir, sesat, dan pandangan salah lainnya. Dalam hal kehidupan beragama misalnya. Tidak sedikit yang memberikan label kafir, sesat, hanya karena berbeda pandangan. Dan ketika label itu sudah dimunculkan, digiring opini bahwa orang yang berbeda tersebut berbahaya dan harus mendapatkan sanksi. Pada titik inilah, potensi munculnya perilaku yang intoleran sangat terbuka. Dan hal ini seringkali terjadi di sekitar kita.

Virus radikalisme ini sama berbahayanya dengan virus covid-19. Di masa pandemi ini, aktifitas di dunia maya meningkat seiring adanya pembatasan di dunia nyata. Narasi-narasi radikal yang berkembang dan bisa diakses dengan mudah oleh masyarakt, akan bisa mempengaruhi pola pikir masyarakat yang kebetulan sedang kalut di masa pandemi ini. Akibatnya, setiap kebijakan yang diambil pemerintah selalu dianggap salah. Setiap ada orang yang berbeda, selalu dianggap salah. Ironisnya, pandangan salah ini tidak berhenti pada dirinya sendiri. Tapi disebarluaskan untuk membangun ketidakpercayaan publik dan kepanikan di tengah masyarakat.

Kondisi semacam ini tentu akan membuat masa pandemi ini semakin memprihatinkan. Kita semua semestinya bisa lebih fokus pada implementasi protokol kesehatan selama pandemi, bukan justru sibuk mencari kesalahan, kejelekan, atau perbedaan. Mari saling berkomitmen untuk menyebarkan pesan-pesan yang inspiratif dan penuh kedamaian. Ingat, sudah banyak korban di masa pandemi ini, jangan lagi memperkeruh suasana. Semoga kita bisa tetap sehat dan bisa melewati masa pandemi ini. Salam sehat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun