Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pembatalan Haji, Provokasi, dan Pentingnya Literasi

12 Juni 2021   11:03 Diperbarui: 12 Juni 2021   11:08 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembatalan Haji - merdeka.com

Beberapa saat lalu, pemerintah telah mengumumkan untuk membatalkan pemberangkatan haji ke Arab Saudi. Keputusan ini pun langsung menuai polemik di tengah masyarakat. Bagi masyarakat yang sudah terdaftar dan akan berangkat di tahun ini, tentu merasa kecewa. Terlebih di tahun 2020 yang lalu, juga tidak ada pemberangkatan calon Jemaah haji dari Indonesia karena persoalan pandemi. Dan di tahun 2021, kembali tidak ada pemberangkatan karena dengan berbagai alasan. Salah satunya adalah untuk kemaslahatan umat, terlebih pandemi covid-19 masih terjadi di berbagai negara.

Nyatanya, keputusan pemerintah ini terus dipolitisir oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab. Bahkan, ada juga beberapa tokoh masyarakat yang justru menebar informasi yang menyesatkan. Akibatnya, tidak sedikit masyarakat yang bingung yang pada akhirnya melahirkan kebencian-kebencian baru.

Tak dipungkiri, provokasi masih marak seiring dengan perkembangan teknologi. Informasi yang beredar tidak hanya berisi tentang peristiwa, analisa, inspirasi atau hal positif lainnya. Tapi tidak sedikit yang berisi provokasi dan konten negative lainnya. Akibatnya, masyarakat yang tidak membekali dirinya dengan informasi yang cukup dan lengkap, akan berpotensi menjadi korban provokasi. Dan ketika provokasi itu berhasil, tahap selanjutnya yang dilakukan adalah menghasut untuk melakukan tindakan intoleran. Dan tindakan intoleran ini bentuknya bermacam-macam.

Hal semacam ini tentu harus segera disudahi. Mau sampai kapan diantara kita menjadi generasi yang provokatif? Dan sampai kapan kita tidak mau membekali diri dengan literasi? Mari kita lihat segala informasi dengan benar. Logika sederhana saja, Arab Saudi tentu tidak ingin membatasi masuknya masyarakat muslim ke Arab Saudi untuk melakukan ibadah haji. Dengan adanya ibadah tersebut, tentu akan berdampak pada perekonomian negara tersebut. Begitu juga dengan pemerintah Indonesia, tentu tidak ingin membatalkan. Bahkan ketika kuotanya terbatas pun, pemerintah Indonesia pernah meminta untuk dilakukan penambahan.

Pandemi covid-19 memang telah membuat segalanya berubah. Tak terkecuali pelaksanaan ibadah haji, yang juga ikut terganggu. Tahun 2020, tidak ada aktifitas ibadah haji. Arab Saudi menutup rapat-rapat warga negara asing. Di tahun 2021 ini, pandemi sudah mulai sedikit bisa di kontrol. Vaksinasi juga sudah mulai dilakukan oleh berbagai negara. Arab Saudi mulai membuka ruang bagi warga negara asing masuk. Negara-negara yang diperbolehkan masuk diantaranya adalah Uni Emirat Arab, Jerman,  Amerika Serikat, Irlandia, Italia, Portugal, Inggris, Swedia, Swiss, Perancis, dan Jepang.

Indonesia yang diklaim sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, tidak masuk. Apakah ini salah? Tentu tidak. Karena setiap negara punya otoritas masing-masing. Setiap negara bisa memutuskan siapa yang berhak masuk dan tidak. Dan hal ini dilakukan lagi-lagi karena pertimbangan covid-19. Semua negara tidak ingin covid terus menyebar. Lalu, kenapa Indonesia tidak masuk dalam daftar? Tentu banyak pertimbangan. Salah satu yang dijadikan dasar adalah vaksin Sinovac yang digunakan Indonesia ketika itu belum mendapatkan izin WHO. Kini, Sinovac sudah mendapatkan izin WHO. Namun, pemerintah Indonesia memutuskan membatalkan ibadah haji. Apakah ini salah? Tentu tergantung dari mana sudut pandang melihatnya. Jika alasannya untuk mencegah penyebaran covid, tentu alasan bisa masuk akal. Mari kita hentikan segala rasa saling curiga antar sesama. Umat, ulama dan umara harus saling sinergi untuk mewujudkan kemaslahatan bersama. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun