Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Covid Kian Mengganas, Mari Saling Antisipasi dan Dukung Program Vaksinasi

21 Januari 2021   15:13 Diperbarui: 21 Januari 2021   15:20 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vaksinasi - tribunewsmaker.com

Seperti kita tahu, program vaksinasi di Indonesia sudah dimulai setelah presiden Joko Widodo divaksin pada 13 Januari 2021 yang lalu. Setelah itu sejumlah tokoh publik dan tenaga kesehatan, juga mendapatkan vaksin secara gratis. Selanjutnya secara bertahap akan disusul dengan seluruh masyarakat Indonesia. Ada sejumlah vaksin yang dipesan oleh pemerintah Indonesia. Sementara, dari dalam negeri sendiri juga masih dalam proses pembuatan vaksin merah putih. Diharapkan kedepan vaksin dalam negeri segera selesai, sehingga Indonesia tidak lagi tergantung dengan vaksin covid-19 dari negara lain.

Namun dalam perkembangannya, ada saja oknum tak bertanggung jawab yang terus menyebarkan informasi menyesatkan tentang vaksinasi ini. Meski sudah mendapatkan sertifikasi halal dan izin edar dari BPOM, masih ada yang menggulirkan berita bohong. Dan ironisnya, masih ada juga masyarakat yang percaya dan menjadi korban dari berita bohong tersebut. Yang menjadi persoalan adalah, berita bohong dan provokasi tersebut terus disebarkan ke publik, yang membuat sebagian masyarakat masih tidak percaya tentang covid. Virus mematikan tersebut dianggap pengalihan isu dan lain sebagainya.

Padahal, jumlah kasus positif di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Angka positif harian terus menyentuh rekor baru, pernah diatas 14 ribu dalam sehari. Di Jakarta sendiri, kasus positif harian tertinggi pernah menyentuh level 4000 kasus positif. Sementara itu, rumah sakit terancam penuh oleh pasien covid-19. Hotel juga sudah mulai banyak di 'sulap'menjadi tempat untuk pasien covid. Yang menyedihkan lagi, ketika vaksin yang diharapkan sudah datang dan disuntikkan secara bertahap ke masyarakat Indonesia, hoaks dan provokasi masih terus terjadi.

Dengan adanya peningkatan jumlah kasus positif ini, keberadaan vaksin harusnya bisa menjadi upaya untuk antisipasi. Namun, satu hal yang juga harus diperhatikan adalah kedisiplinan untuk tetap mengedepankan protokol kesehatan. Mengenakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan di air yang mengalir merupakan aktifitas yang tak bisa ditawar. Selebihnya jaga kesehatan, pola makan dan rajin berolah raga untuk menjaga keseimbangan imun tubuh.

Untuk itulah, berbagai macam bentuk antisipasi harus kita lakukan. Jika tidak, apa yang kita lihat saat ini adalah bukti nyata. Angka kasus positif harian bisa mencapai 14 ribu, karena tidak mau menjaga protokol dan memilih untuk liburan. Kini, setelah jumlahnya terus mengganas, apakah kita akan terus saling menyalahkan? Apakah pemerintah terus bersalah? Atau mungkin kita semua yang bersalah? Mari kita saling introspeksi dan setop saling menyalahkan.

Covid yang sekarang ini dipasarkan di Indonesia, adalah merupakan media untuk antisipasi. Faktanya, banyak orang sehat, sering berolahraga, menjaga pola makan, dan lainnya, tapi tetap saja bisa terkena covid. Untuk antisipasi perlunya di vaksin. Namun, vaksin sinovac yang berasal dari China ini, tentu sudah melalui berbagai macam pengujian, sampai akhirnya bisa disebarluaskan ke berbagai negara.

Tak dipungkiri, di dunia maya kita bisa menemukan ada yang bicara ada kandungan babi, tidak halal, produk rongsokan dan segala macamnya. Lalu, pernyataan tersebut apakah ada bukti validnya? Kenyataannya, para tokoh yang di vaksin pada 13 Januari 2021 yang lalu, sampai sekarang masih sehat semua. Mari kita dukung program vaksinasi, agar kita semua segera bisa melewati masa pandemi ini. Salam sehat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun