Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berpikir Positif, Setop Caci Maki, Kita Semua Bersaudara

25 Juli 2020   07:54 Diperbarui: 25 Juli 2020   07:42 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kita Indonesia - jalandamai.org

Tidak ada yang bisa memprediksikan kapan pandemi covid-19 ini akan berakhir. Tidak ada yang juga bisa memprediksi kapan jumlah kasus positif covid di Indonesia ini akan turun. Namun kabar gembira mulai muncul ketika vaksin asal China mulai masuk ke Indonesia.

Sayangnya, persoalan vaksin ini saja ditanggapi pro dan kontra oleh sebagian masyarakat. Ada yang bicara tidak sesuai, ada yang bicara ini hanya politik China saja, ada yang bilang macam-macam. Mari kita biasakan berpikir positif. Upaya pemerintah mendatangkan vaksin asal China ini, merupakan upaya pencegahan. Namun jika upaya ini dimaknai sebagai ini itu, dan kemudian disebarkan ujaran kebencian di media sosial, antar temana dan saudara bisa saling bertikai.

Ingat, dampak covid ini telah membuat seluruh negara di dunia ini pusing termasuk Indonesia. Perkonomian terancam resesi tapi disisi lain jumlah kasus positif terus bertambah. Hingga 24 Juli 2020, jumlah kasus positif di Indonesia sudah mencapai 95.418 kasus, meinggal dunia 4.665 orang, dan sembuh 53.945 orang. Sementara untuk tingkat global, setidaknya sudah terdapat 6.175.099 kasus positif, 328.227 meninggal dan 1.901.079 sembuh. Covid tidak hanya menghancurkan perekonomian, tapi juga bisa membuat nyawa melayang.

Ironisnya, dalam kondisi yang mengkhawatirkan dan mengerikan ini, masih saja ada yang menganggap covid ini biasa saja. Ada yang menganggap pemerintah tidak peduli. Bahkan ada juga pihak yang masih berusaha memunculkan isu khilafah di tengah pandemi ini. Ketika pemerintah dianggap tidak bisa mengelola negara, khilafah langsung dimunculkan sebagai solusi. Ketika pembatasan di tempat umum termasuk tempat ibadah, pemerintah langsung dianggap membatasi hak beribadah dan lain-lain.

Kita semua butuh solusi. Covid merupakan jenis virus baru yang harus kita carikan solusi untuk membunuhnya. Jika dari kita senantiasa berpikir negative, maka kita akan selalu berpandangan negative terus ke orang lain. Kita tidak akan pernah melihat sisi positifnya. Begitu juga ketika kita terus memelihara kebencian, maka amarahlah yang terus mengendalikan. Ketika amarah terus dipelihara, maka potensi terjadinya konflik antar sesama bisa sewaktu-waktu terjadi.

Di masa pandemi seperti sekarang ini, diperlukan sebuah kekompakan, solidaritas, dan komitmen yang kuat untuk tetap saling menghargai dan tolong menolong antar sesama. Jangan lagi saling bertikai, jangan lagi saling mencaci, juga jangan lagi saling memprovokasi satu dengan yang lain. Kita semua pada dasarnya sama. Kita semua bersaudara. Apapupun latar belakangnya, apapun agama dan sukunya, harus bisa hidup saling berdampingan dalam keragaman. Semoga ini bisa jadi renungan bersama, agar kita tetap mengedepankan persaudaraan antar sesama. Salam sehat selalu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun