Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Siskamling Media Sosial Meredam Maraknya Kebencian Dunia Maya

30 Januari 2019   00:36 Diperbarui: 30 Januari 2019   01:29 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siskamling Dunia Maya - jpnn.com

Dalam kehidupan nyata, tentu semua orang berupaya lingkungan tempat tinggalnya terasa aman dan nyaman. Di beberapa daerah mempunyai berbagai macam cara, untuk membuat lingkungannya aman dan tenang, bebas dari segala bentuk bibit negative. Salah satu yang umum dilakukan dulu adalah siskamling alias sistem keamanan keliling. 

Di desa-desa masih banyak yang menerapkan sistem ini. Setiap orang mempunyai kewajiban ikut siskamling dengan tetangga lainnya. Siskamling tidak hanya bergotong royong membangun keamanan di lingkungan, namun juga merupakan wadah untuk saling interaksi, menjalin silaturahmi antar sesama.

Siskamling di perkotaan sudah berkurang, bahkan nyaris hilang. Sistem ini mulai digantikan dengan para satuan keamanan, yang sengaja direkrut untuk menjaga lingkungan. Cara semacam ini juga tidak masalah. Intinya, semua pihak saling bersinergi untuk mewujudkan lingkungan tempat tinggalnya aman, tenang, dan bebas dari segala pengaruh bibit buruk. Salah satunya adalah bibit intoleransi yang mulai marak menyebar di lingkungan masyarakat.

Hal di atas merupakan contoh bahwa dalam kehidupan nyata, masih jelas terlihat bagaimana upaya masyarakat untuk saling bantu membantu, mendorong terciptanya lingkungan yang aman dan tenang. Lalu, bagaimana dengan dunia maya? Kenyataannya, dunia maya masih banyak dihiasi berbagai macam ujaran kebencian dan berita bohong. 

Apalagi di tahun politik seperti sekarang ini, semuanya berlomba-lomba untuk menebar kebencian dan kebohongan, demi mendapatkan elektabilitas yang tinggi. Sementara masyarakat yang tingkat literasinya masih mudah, begitu mudah terpengaruh oleh berita bohong yang dibalut dengan kebencian tersebut.

Perlu didorong gerakan bersama, untuk terus menjaga lingkungan sosial di dunia maya, agar tetap terjaga dan bebas dari segala pengaruh ujaran kebencian dan berita bohong. Komitmen ini perlu dimunculkan karena bibit kebencian begitu masif menghiasi dunia maya. 

Jika kebencian dan kebohongan ini terus dibiarkan, dan kita tetap bersikap pasif, maka generasi penerus kita akan menjadi generasi pembenci, yang mudah marah kepada siapa saja tanpa alasan yang jelas. Padahal Indonesia adalah negara yang sangat beragam. 

Indonesia mempunyai ribuan suku, yang berdampak pada beragamanya adat istiadat, budaya, bahasa dan keyakinan. Jika generasi penerus meruasa paling benar dan merasa dirinya sebagai pihak yang paling benar, maka hal ini merupakan ancaman bagi Indonesia dalam beberapa tahun kedepan.

Agar Indonesia tetap menjadi negara yang beragam, tetap menjaga nilai-nilai kearifan lokal yang merupakan peninggalan leluhur, maka warga negaranya harus menjadi warga yang toleran, yang saling menghargai dan tolong menolong antar sesama. Warga negara Indonesia juga harus mengedepankan asas kemanusiaan, agar diantara kita  masih tetap saling menghargai antar sesama.

Untuk itulah, media sosial harus mendapatkan perhatian serius bagi kita semua. Pengawasan ini sama halnya bentuk dari siskamling dunia maya. Sebarkanlah pesan damai dalam setiap status yang kita buat, dalam setiap informasi yang kita unggah, dan dalam setiap perilaku yang kita munculkan sehari-hari. Dengan melakukan hal yang sederhana ini, secara tidak langsung kita telah berkontribusi aktif dalam meredam maraknya kebencian dan kebohongan dunia maya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun