Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjaga Keberagaman Mewujudkan Persatuan

6 Desember 2017   07:08 Diperbarui: 6 Desember 2017   15:16 1990
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keberagaman Indonesia - bukubiruku.com

Indonesia merupakan negeri yang sangat beragam, merupakan fakta yang tidak bisa dibantah. Berbagai macam suku, bahasa, budaya dan agama ada di Indonesia. Dalam perkembangannya, Islam merupakan agama yang paling dominan di Indonesia. 

Meski demikian, setiap penduduk di Indonesia bisa hidup berdampingan, meski beda suku, agama dan budaya. Setiap penduduk di Indonesia bisa saling tolong menolong, melalui budaya gotong royong yang telah diwariskan para pendahulu. Itulah kenapa, Indonesia juga dikenal sebagai negeri yang sangat toleran. Namun, semuanya itu ada pihak-pihak yang membuat kerukunan di negeri ini terganggu.

Provokasi bernuansa SARA mulai bermunculan. Ujaran kebencian begitu masif terjadi di dunia maya dan dunia nyata. Satu per satu persekusi sempat membuat warga tidak tenang. Jika mengunggah pernyataan di media sosial lalu membuat kelompok tertentu tersinggung, khawatir akan didatangi dan terjadi persekusi. 

Sementara pihak lain merasa paling benar, dan bebas melakukan apa saja atas nama kebenaran. Fakta-fakta semacam ini juga tidak bisa dibantah, ada dan terjadi di negeri yang sangat toleran ini. Artinya, paham-paham dari luar yang berpotensi merusak kerukunan antar umat di Indonesia berpotensi terjadi.

Sebagai seorang muslim, menjaga persaudaraan sebenarnya merupakan hal yang senantiasi harus dilakukan. Persaudaraan juga merupakan hal yang sangat dijaga oleh Rasulullah SAW, ketika berdakwah di Mekkah dan Madinah. Dalam setiap ucapan dan perilakunya, Nabi selalu memberikan contoh untuk tetap menjaga persaudaraan. Karakter inilah yang perlu kita contoh. Karakter ini pula yang tepat dilakukan di Indonesia, untuk tetap menjaga keberagaman yang ada. 

Tidak sedikit penjelasan dalam Al Quran, yang menekankan pentingnya menjaga persaudaraan demi terwujudnya persatuan. "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara. (QS Ali Imran:103)

Ayat diatas merupakan salah satu dari banyak penjelasan di Al Quran, yang mengajarkan kepada kita untuk senantiasa menjaga persatuan. Betul bahwa kita semua diciptakan berbeda-beda. Tapi bukan berarti mustahil untuk tidak bisa bersatu. Semestinya kita bisa saling introspeksi diri. Karena Allah SWT telah menganjurkan kepada seluruh manusia, untuk saling mengenal satu dengan yang lainnya.

 Dalam upaya saling mengenal itulah, diharapkan bisa muncul sikap toleran, sikap saling mengerti, dan sikap saling peduli. Kenapa? Karena meski memiliki perbedaan, manusia dibekali hati, akal dan pikiran. Yang bisa digunakan untuk membedakan mana baik dan salah. Mana sakit mana tidak. Mana manusiawi mana tidak.

Lantas, sudahkah kita menggunakan hati, akal dan pikiran kita dalam setiap interaksi dengan masyarakat? Ataukah kita merasa paling benar, sehingga setiap ucapan dan perilaku yang muncul bisa berpotensi menghasilkan sikap yang intoleran. Jika kita memang sepakat menjunjung persaudaraan, semestinya tidak lagi ada egoisme, tidak ada merasa paling benar sendiri, tidak ada lagi caci maki atas nama apapun, dan tidak ada lagi ajakan untuk melakukan tindakan intoleran. 

Dengan komitmen untuk mengedepankan persaudaraan, maka keberagaman negeri ini akan tetap terjaga. Ketika keberagaman itu terjaga, diharapkan persatuan antar umat juga ikut terjaga hingga generasi berikutnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun