Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jihad Melawan Radikalisme dan Terorisme

14 Oktober 2017   09:23 Diperbarui: 14 Oktober 2017   09:40 887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Beragam - http://hapsari.jejaring.org

Bukan hal yang baru, kelompok teror selalu melakukan pembenaran atas aktifitas teror mereka. Salah satu cara yang dianggap efektif adalah, memaknai tindakan terornya tersebut sebagai bagian dari jihad menegakkan agama. Kini, tindakan teror itu mulai dialihkan dengan cara-cara yang lebih soft, yaitu menebarkan kebencian. Lihat, begitu banyak ujaran kebencian bermunculan di media sosial. Prilaku saling membenci hanya persoalan sepele, seakan menjadi hal yang lumrah. Memutus pertemanan di media sosial menjadi fenomena baru dikalangan anak muda. Pada saat yang bersamaan, paham radikalisme juga disebarkan di media sosial. Bahkan tidak jarang teknik perakitan bom juga dipublikasikan. Apa maksudnya? Generasi muda yang mudah membenci, akan mudah melakukan tindakan nekad. Ketika tahu cara-cara merakit bom, maka mereka akan berpotensi menjadi pribadi yang intoleran, dan mendekatkan diri pada jaringan terorisme.

Itulah fakta yang terjadi dalam beberapa waktu kebelakang ini. Indonesia yang didominasi kaum muslim, menjadi target empuk kelompok teroris, yang juga berlindung dibalik ajaran Islam. Padahal, dari jaman Rasulullah SAW hingga era Wali Songo ketika menyebarkan Islam di tanah Jawa, tidak sedikit pun ajaran tentang menebar kebencian. Tidak ada juga anjuran untuk menebar teror. Pihak-pihak yang di era sekarang ini dianggap kafir, justru dirangkul di era Rasulullah SAW. Bahkan, berbeda agama juga sudah terjadi di zaman Nabi, dan bukan menjadi sebuah persoalan. Lalu kenapa berbeda agama saat ini menjadi sebuah persoalan?

Benar, jihad memang dianjurkan dalam ajaran Islam. Tapi jihad yang dimaksudkan ini adalah jihad yang tidak menyebakan orang lain terganggu, ataupun menjadi korban. Mengendalikan hawa nafsu agar tidak mudah marah, tidak mudah melakukan tindak kekerasan, ataupun tidak mudah terprovokasi ajakan negatif, itu merupakan bagian dari jihad. Bekerja dengan sungguh-sungguh, agar keluarga bisa makan dan anak-anak bisa sekolah, itu juga bagian dari jihad. Membela negara dari ancaman perpecahan itu juga bagian dari jihad. Banyak contoh-contoh jihad yang dianjurkan, yang mudah dilakukan tapi justru tidak pernah dilakukan. Sebaliknya, menghilangkan nyawa sendiri dan orang lain, justru dimaknai sebagai jihad. Mari kita gunakan akal dan pikiran yang diberikan oleh Tuhan, agar tidak mudah terpengaruh ajakan sesat tersebut.

Kita tinggal di Indonesia. Di sebuah negara yang mempunyai beraneka ragam suku dan budaya, dengan nilai-nilai kearifan lokal yang kaya. Keberagaman itu harus terus dijaga dan dilestarikan kepada generasi berikutnya. Saat ini mordenisasi telah mulai mengikis kearifan lokal tersebut. Jangan sampai radikalisme juga turut merubah generasi yang toleran, menjadi generasi yang intoleran. Mari kita kuatkan komitmen, untuk terus menjaga NKRI dari segala pengaruh buruk. Radikalisme dan terorisme jelas tidak ada gunanya buat Indonesia. Paham menyesatkan itu jelas telah memutus harapan generasi muda kita.

Mari kita jaga warna warni Indonesia ini, agar tetap bisa dinikmati oleh generasi berikutnya. Indonesia yang indah ini, harus terus lestari. Dan masyarakatnya harus tetap toleran, saling menghargai dan tolong menolong, agar persatuan dan kesatuan negeri ini tetap terjaga.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun