Mohon tunggu...
budi prast
budi prast Mohon Tunggu... -

Yang sederhana-sederhana saja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cinta untuk Tentara

6 Oktober 2015   10:02 Diperbarui: 6 Oktober 2015   10:46 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Cinta itu tidak bisa ditebak. Ia bisa datang dan pergi kapan saja ia mau. Cinta juga seringkali membuat seseorang tumbang jatuh ke tanah atau berdiri tegak laksana batu karang.

Kenangan saya terlempar jauh di masa 98, saat cinta saya benar-benar luruh dan hancur berkeping-keping. Dengan seorang gadis? Bukan...bukan dengan seorang gadis namun dengan aparat keamanan yang menggunakan seragam loreng ijo-ijo yang menamakan dirinya ABRI. Mereka dimata saya dan teman-teman mahasiswa saat itu seperti musuh yang harus dilawan.

Rasanya sakit, ketika dengan pongah mereka seperti mengambil jarak dengan rakyat. Sedikit-sedikit main gebuk, main ambil dan yang lebih membuat miris, menhilangkan nyawa orang. Saat itu pentungan dan senapan sepertinya menjadi alat yang sangat bagus untuk menakut-nakuti rakyat.

Tapi jujur, meski saat itu para tentara menjaga jarak dengan rakyat, rasa cinta itu masih ada biarpun tipis setipis kabut. Diambang rasa perih dan pedih juga masih terbersit sedikit asa, para tentara itu kembali dalam pelukan cinta  rakyat Indonesia.

Kini, sepetinya cinta itu kembali bersemi. Mungkin saya sedikit sok tahu, tapi rakyat tahu benar rasanya saat ada jurang pemisah antara dirinya dengan TNI. Mungkin, sekali lagi mungkin, TNI tahu benar rasa sakit dan sedihnya saat cinta sang rakyat tak lagi diberikan padanya. Ia tahu benar, cinta rakyatlah yang membuatnya sanggup berdiri gagah melawan setiap ancaman yang datang dari 1000 penjuru. Dan, sejarah sudah membuktikan hal itu.

Tidak ada yang bisa mengalahkan kekuatan cinta. Itu kata para pujangga. Sehebat-hebatnya flanker, leopard, atau kilo class bahkan S300 sekalipun, takkan mampu mengalahkan dan menggantikan kekuatan yang diberikan karena cinta rakyat kepada para tentara. Tidak percaya? Tengoklah ke belakang saat kakek-kakek kita tersayang berjuang membebaskan negeri ini tanpa senjata yang mumpuni.

Dan akhirnya, saya, yang hanya atom terkecil dari bangsa ini hanya bisa mendaraskan doa kepada Yang Maha Kuasa semoga cinta TNI dan Rakyat akan abadi selamanya. Tak ada lagi, siapapun juga yang dapat mematahkan cinta sejati itu.

Met ultah TNI yang kucinta! Angkat senjatamu saat musuh menghadang, letakkan cintamu dalam hati kami!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun