Mohon tunggu...
MBudiawan
MBudiawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Indahnya Alam Papua

Spesialist dibidang Survey dan Perencanaan kehutanan. Sewaktu muda aktif sebagai seorang kartunis dan penulis di beberapa media di kota Bandung Pernah bekerja di beberapa perusahaan swasta nasional, PT. ASTRA, PT. Sinar Mas Forestry, PT. Kiani Lestari.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Malam Jum'at di Malam Natal

8 Januari 2016   14:09 Diperbarui: 8 Januari 2016   14:09 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Prang…!” terdengar suara seng seperti terlempar, memecah keheningan malam. Yono sedikit terperanjat.

“Paling seng bekas dekat gudang belakang terlanggar sapi..” Yono mencoba menenangkan dirinya, memang diseputaran mes yang baru ditempati banyak berkeliaran sapi yang dibiarkan liar oleh pemiliknya, mereka bebas mencari rumput baik siang maupun malam di seputaran Distrik (Kecamatan) itu.

Baru lima hari Yono berdua dengan saya menempati mes baru, sebetulnya bukan mes nya yang baru. Mes nya sih sudah lama dibangun, kami baru menyewa dan menempati untuk dijadikan mes transit sekaligus kantor sementara.

Setelah dirasa suasana aman, Yono kembali melanjutkan pekerjaannya. Dia kembali memotong bilah-bilah kayu untuk pembuatan tower air kami. Tower air sangat vital apalagi di musim kemarau seperti sekarang ini.

Namun tak lama berselang, Yono merasakan bulu kuduknya berdiri, ada sedikit perasaan tidak enak dihati.

 “Ah, buat kopi dulu biar sedikit menghangatkan suasana….”bisiknya dalam hati sambil memburu kearah dapur lewat pintu belakang. Diseduhnya kopi sambil matanya menatap berkeliling dibalik pintu dapur. Tampak suasana senyap diluar sana.

Sambil menikmati kopi panas ditemani sebatang rokok di tangga teras belakang. Dihisapnya asap rokok dalam-dalam, kemudian dia hembuskan ke udara. Warna asap putih sangat kontras dengan gelapnya malam.

“Sepi sekali ini malam….”ujar Yono lirih. Dilihatnya Jam sudah menunjukan pukul 23.30 WIT. Sudah larut malam memang, “Tidak ada apa-apa….”

Malam itu memang sangat sepi, terasa sunyi senyap, tidak seperti hari-hari sebelumnya yang selalu diriuhkan dengan suara mercon dan meriam bambu menyambut tahun baru yang akan tiba beberapa hari lagi. Malam ini sama sekali tidak ada suara meriam bambu yang biasa saling bersahutan. Bukan sepi karena ini malam jum’at, tapi bisa jadi orang-orang pada kecapaian setelah tadi pulang dari gereja ikut kebaktian malam menjelang Natal.  Pada langsung tidur, kali. Ya, besok kan Hari Natal.

Setelah melihat sekeliling dirasa aman, Yono berdiri dari duduknya. Dia bersiap kembali melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda. Pekerjaan harus selesai malam ini, atau tidak sampai subuh. Kabarnya kalau menjelang hari besar, listrik PLN hidup sampai pagi hari. Alat pemotong dan bor yang dipakai perlu tenaga listrik, jadi mau tidak mau harus dikebut malam hari.

Suara gergaji mesin kembali terdengar. Baru setengah jam menekuni pekerjaannya, kembali dirasakan bulu kuduknya berdiri. Bukan karena dinginnya malam, sepertinya ada sesuatu…..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun