Mohon tunggu...
Abdurahman Kotala
Abdurahman Kotala Mohon Tunggu... Penulis

Belajar keras

Selanjutnya

Tutup

Money

Amerika dan Tiongkok perang dagang, Indonesia belajar dari gaya Tramp ini

13 April 2025   09:12 Diperbarui: 13 April 2025   09:34 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul:
Perang Dagang Amerika Serikat--Tiongkok dalam Perspektif Politik Ekonomi: Analisis Rasionalitas Kebijakan Resiprokal Donald Trump dan Implikasinya bagi Indonesia

Abstrak:
Perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok telah memicu ketegangan global dalam bidang perdagangan internasional. Kebijakan resiprokal yang digencarkan Donald Trump diyakini sebagai bentuk proteksionisme ekonomi yang juga memiliki muatan politis. Artikel ini menganalisis rasionalitas kebijakan tersebut dan dampaknya terhadap dinamika ekonomi global serta potensi keuntungan yang dapat diperoleh negara lain, termasuk Indonesia. Dengan pendekatan deskriptif-kualitatif dan analisis media, artikel ini mengungkap bahwa kebijakan Trump tak hanya merugikan lawan dagangnya, tetapi juga merusak jaringan perdagangan domestik yang bertentangan dengan kepentingan politiknya.

Latar Belakang:
Sejak masa kepresidenannya, Donald Trump mengusung slogan "America First" dan menerapkan kebijakan resiprokal terhadap negara-negara yang dianggap mencederai kepentingan ekonomi Amerika. Hal ini diwujudkan dalam bentuk tarif tinggi terhadap produk impor Tiongkok dan penarikan diri dari berbagai perjanjian multilateral. Meskipun diklaim sebagai bentuk perlindungan ekonomi nasional, kebijakan ini justru memicu perang dagang besar dan memperburuk kondisi pasar global. Di balik retorika nasionalisnya, kebijakan Trump juga dinilai sarat kepentingan politik untuk menghukum kelompok dagang yang tidak sejalan dengan Partai Republik.

Fokus Masalah:
Rasionalitas dan motif kebijakan perang dagang Donald Trump terhadap Tiongkok serta dampaknya terhadap ekonomi domestik AS dan peluang bagi negara lain seperti Indonesia.

Batasan Masalah:

  • Periode analisis hanya pada masa pemerintahan Trump (2016--2020).
  • Fokus pada perang dagang AS--Tiongkok.
  • Pendekatan kualitatif berbasis analisis media dan dokumen kebijakan.

Rumusan Masalah:

  1. Apa latar belakang kebijakan perang dagang AS terhadap Tiongkok di era Trump?
  2. Apakah kebijakan tersebut rasional secara ekonomi atau lebih bersifat politis?
  3. Bagaimana dampak kebijakan tersebut terhadap ekonomi AS dan Tiongkok?
  4. Bagaimana peluang dan tantangan yang muncul bagi Indonesia?

Tujuan:

  • Mengkaji motif dan rasionalitas kebijakan dagang Trump.
  • Menganalisis dampak perang dagang terhadap AS, Tiongkok, dan negara ketiga.
  • Mengidentifikasi peluang strategis bagi Indonesia di tengah konflik dagang global.

Teori:

  • Teori Proteksionisme Ekonomi (Friedrich List)
  • Teori Konflik Kepentingan Politik-Ekonomi
  • Teori Sistem Dunia (Immanuel Wallerstein)

Konsep Berpikir:
Konflik dagang bukan hanya disebabkan oleh kalkulasi ekonomi, tetapi juga dipengaruhi oleh motif politik domestik. Kebijakan proteksionis bisa menjadi alat untuk memperkuat dukungan politik melalui penciptaan musuh eksternal.

Hipotesis:
Kebijakan perang dagang Trump lebih didorong oleh kepentingan politik domestik daripada rasionalitas ekonomi jangka panjang, yang pada akhirnya menciptakan peluang perdagangan bagi negara lain seperti Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun