PDIP Masuk Koalisi Pemerintah: Jalan Persatuan Nasional Demi Masa Depan Bangsa.
Oleh: Abdurahman Kotala,]
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebaiknya bergabung dalam koalisi pemerintahan bersama Presiden Terpilih Prabowo Subianto, jika ini terjadi merupakan peristiwa penting dalam dinamika politik nasional. Ini bukan hanya soal konfigurasi kekuasaan, melainkan simbol keakraban dua pemimpin besar bangsa: Ibu Megawati Soekarnoputri dan Bapak Prabowo Subianto, yang kembali memilih jalan persatuan demi masa depan Indonesia.
Kedua tokoh ini bukanlah nama baru dalam sejarah politik Indonesia. Mereka pernah bersama-sama berada di luar pemerintahan, menyuarakan kritik dan menjaga semangat oposisi yang sehat. Dalam situasi tersebut, baik Megawati maupun Prabowo menunjukkan sikap yang konsisten: solid dalam prinsip, teguh dalam perjuangan, dan loyal terhadap konstitusi. Kini, keduanya kembali memilih berada dalam satu barisan, bukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok, melainkan untuk menjawab tantangan kebangsaan yang semakin kompleks.
Anak Bangsa, Cucu Pahlawan
Megawati dan Prabowo bukan sekadar politisi. Mereka adalah anak bangsa yang mewarisi darah para pahlawan. Megawati adalah putri dari Proklamator dan Presiden pertama RI, Ir. Soekarno. Sementara Prabowo merupakan putra dari begawan ekonomi Prof. Soemitro Djojohadikusumo dan cucu dari Raden Mas Margono Djojohadikusumo, pendiri Bank Negara Indonesia dan tokoh pergerakan. Kedekatan mereka bukan hanya ditentukan oleh kepentingan politik jangka pendek, tetapi oleh ikatan nilai dan cita-cita luhur bangsa Indonesia.
Tidak heran jika dalam setiap pidato politiknya, Prabowo kerap menekankan pentingnya menghormati semua mantan presiden Republik Indonesia. Sikap ini bukan basa-basi politik, melainkan refleksi dari pemahaman mendalam tentang sejarah dan pentingnya kontinuitas negara. Ia tahu, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati para pendahulunya.
Teori Kontrol Kekuasaan dan Persatuan Politik
Dalam ilmu politik, dikenal istilah ongoing control, yaitu bentuk pengawasan yang terus berlangsung terhadap kekuasaan, bahkan ketika dilakukan oleh pihak yang berada dalam satu koalisi pemerintahan. Masuknya PDIP ke dalam koalisi tidak berarti hilangnya fungsi pengawasan. Justru sebaliknya, jika dijalankan dengan niat baik dan integritas, kerja sama politik ini dapat menjadi jembatan untuk membangun kontrol internal yang sehat dan produktif, serta mempercepat realisasi agenda pembangunan nasional.
Demokrasi tidak selalu harus dipahami sebagai pertarungan oposisi dan pemerintah yang keras. Dalam momen-momen tertentu, terutama ketika bangsa menghadapi tantangan besar dari dalam maupun luar negeri, persatuan menjadi kekuatan utama. Inilah yang tengah dipertontonkan oleh dua tokoh besar kita hari ini.