Mohon tunggu...
Bravonci Gracianov Ramadhan
Bravonci Gracianov Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Andalas

Apa salah mendosa, bila hanya berbeda Cara.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Budaya Banjir di Bekasi

8 Maret 2021   11:48 Diperbarui: 8 Maret 2021   12:11 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota Bekasi tentu sudah sangat akrab kita jumpai dalam keseharian. Beberapa diantaranya mungkin mengenal melalui media sosial yang beredar, sebagian lainnya mungkin berasal dari cerita  mulut ke mulut. Pesatnya perkembangan beserta keramah-tamahan penduduk yang bermukim, menjadikan kota tersebut semakin sering diperbincangkan. Bahkan sampai sebagian pemuda yang sudah tidak asing dengan kota ini menjulukinya Planet tersendiri. 

Namun disela ramainya kesenangan dan hiruk pikuk kota tersebut, banyak dari kita yang abai dan melupakan cerita kelam yang rupanya sudah membudidaya di Bekasi. Namun sebelum masuk kedalam cerita, untuk sekadar info turut saya cantumkan sebagaimana yang dilansir oleh Wikipedia dalam halamannya

Kota Bekasi merupakan salah satu kota yang terdapat di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Nama Bekasi berasal dari kata bagasasi yang artinya sama dengan candrabaga yang tertulis di dalam Prasasti Tugu era Kerajaan Tarumanegara, yaitu nama sungai yang melewati kota ini.

Setelah melihat sejarah singkat tersebut, maka sedikit dapat kita ambil garis besar topik perbincangan kali ini dari muasal nama Bekasi. Dengan demikian tidak terlalu mengejutkan jika kota ini sering terdampak banjir dimana-mana. 

Memang miris jika melihat bagaimana hebatnya laju pertumbuhan kota tidak diseimbangkan dengan tata letak pembangunan yang baik, sedangkan curah hujan dari tahun ke tahun semakin tidak menentu. Belum lagi ditambah pula dengan adanya kiriman air yang tidak satu atau dua kali terjadi menjadi salah sebuah faktor fatal dalam penyebab kebanjiran. 

Adapun dari kekelaman tersebut rupanya masyarakat yang bermukim sudah terbiasa atau bahkan sampai menikmatinya. Seperti halnya pada Banjir yang terjadi dikawasan Perumahan Villa Nusa Indah, Jatiasih, Bekasi beberapa waktu yang lalu. Banyak dari anak kecil yang bermain-main air banjir dijalanan, mereka bersenda gurau dan saling tertawa. Beberapa rumah terkadang kedatangan tamu yabg entah kawan atau kerabatnya, mereka sampai rela menerjang banjir demi memberikan bantuan. 

Diluar kecemasan atas perlengkapan rumah yang rusak maupun hanyut terbawa air, kelompok yang terisi atas muda-mudi biasanya berkumpul kembali setelah lama tidak bersua. Banjir membawa mereka untuk kembali saling mengulurkan tangan dan bertukar bicara. Bahkan pada suatu kesempatan, bukan hal yang aneh bila mereka ikut berkeliling bersama BPBD yang bertugas menanggulangi bencana. Hal ini mereka lakukan tidak semata-mata berdasarkan hiburan saja, tetapi juga kelak untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak banjir cukup parah. 

Dari cerita diatas memang banyak sekali hal positif tatkala banjir yang telah membudidaya di Bekasi. Namun kejadian-kejadian tersebut juga buka berarti menutup dampak negatif yang ada. Seperti halnya kerugian penghuni rumah atas barang-barang pribadi ataupun aktifitas sehari-hari yang menjadi terganggu. Untuk itu besar harapan saya terhadap Pemerintah agar dapat memenuhi kenyamanan kami selaku masyarakat kota Bekasi yang sering mengalami banjir dari waktu ke waktu. Adapun setidaknya ditengah proses perbaikan struktur kota, pemerintah juga dapat memberikan uluran tangan berupa bantuan tenaga dan bahan pokok bilamana banjir kembali terjadi. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun