Kulihat kalender... hhhmm... "Besok gue ultah, pas 30 tahun. Tapi kenapa gue belum ketemu jodoh yang pas ya?" Kata gue dalam hati.
"Bukan ga ada yang mau, tapi setiap wanita yang mendekat, belum ada yang bisa membuat hati gue berdesir dan jantung berdegup kencang...."
"Rud... Rudi... ntar malem nongkrong yuk!" Teriak Tony yang seketika membuyarkan lamunan gue.
"Males aah Ton... loe aja deh sana!"
"Aaahh... besok weekend ini! Ayolah... siapa tahu ketemu jodoh disana," cibirnya.
Jam tangan menunjukkan pukul 18.00, kami pun bersiap pulang.
"Rud... buruan ya, gue tunggu di bawah!" Teriak Tony.
"Seep...," jawab gue singkat.
Pretetetetet... pretetetetet... aaaahhhh, suara knalpot ini yang gue benci sebenarnya, salah satu alasan kenapa gue males pergi dengan Tony.
"Ruuddiiii... buruan ooiiii, lelet bener seeh loe Rud!" Teriak Tony.
"Weew... teriakan Tony secempreng knalpot motornya," bisikku dalam hati setengah tertawa. Ga lama, duo cempreng inipun membawa gue entah kemana... pretetetet... bbllaaarrr!
Ga berapa lama motor Tony parkir di sebuah tempat yang entah apa namanya ini... pretetetet... pretetetet.