Mohon tunggu...
Hotgantina S
Hotgantina S Mohon Tunggu... Guru - Hidup untuk berbagi. Berbagi untuk hidup.

Pengajar yang terus belajar. Suka makan coklat, minum teh dan mendengar suara gitar.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Valentine: Coklat, Bunga, Pacar, Haram

18 Februari 2016   18:16 Diperbarui: 18 Februari 2016   19:21 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber foto: punjabigraphics.com"][/caption]

"Eh, coklat dan bunganya mana? Ini kan valentine!"

"Eh, ngapain merayakan valentine? Itu kan perayaan agama A, haram tau!"

"Tahun ini aku ga merayakan valentine karena aku sudah putus dengan pacarku."

"Hayo kita demo menolak perayaan valentine, itu bisa merusak generasi muda menjadi liar dan melakukan seks bebas!"

"Kalau tidak tau alasannya, tidak usah merayakan valentine. Tidak usah ikut-ikutan."

Itulah beberapa pernyataan yang saya rekam dalam ingatan setiap tanggal 14 Februari.

Sebelum menelisik lebih dalam, bagaimana sih sejarah Valentine? Mengapa bisa membumi sampai sekarang?

Asal-usul hari kasih sayang atau valentine ada beberapa versi. Yang paling terkenal adalah versi Santo Valentinus. Alkisah Kaisar  Romawi, Claudius II membuat peraturan yang melarang pernikahan. Tapi, St Valentine tidak setuju dengan peraturan itu. Ia akhirnya ditangkap dan dipenjara, kemudian dieksekusi mati pada tanggal 14 Februari sekitar tahun 200-an masehi.

Sejak saat itu, St Valentine dianggap sebagai pahlawan kasih sayang karena ia membela orang-orang yang jatuh cinta.

Makna Valentine meluas menjadi perayaan kasih sayang bagi semua orang.
Banyak orang merayakan Valentine dengan kekasih hatinya dengan memberikan coklat, kartu dan bunga. Bahkan ada isu juga, perayaan Valentine hanya untuk meningkatkan penjualan coklat, bunga, kartu dan asesoris lain. Dari sisi ekonomi, perayaan ini positif juga tampaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun