Mohon tunggu...
Anthony Bryan Vernico Sany
Anthony Bryan Vernico Sany Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Ad Maiorem Dei Gloriam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Culture Jamming dalam Sepak Bola

30 Maret 2021   15:31 Diperbarui: 30 Maret 2021   15:39 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber gambar: tandaseru.id/Dimas)

Sepak bola. Ya, tentu semua orang tau apa itu sepak bola. Sepak bola adalah olahraga yang banyak di gemari oleh semua orang dan semua kalangan. Sepak bola kini semakin tumbuh dan berubah. Bukan hanya lagi sekedar olahraga, namun sepak bola kini menjadi sebuah bisnis bagi sekelompok orang yang memiliki modal. Ke modern an teknologi kini merambah juga ke dalam olahraga sepak bola. VAR (video assistant referee) merupakan salah satu ke modern an yang bisa dilihat dari sepak bola masa kini. 

Adanya modernisme di dalam sepak bola menimbulkan postmodernisme didalamnya postmodernisme sendiri merupakan sebuah kritik dari modernisme. Menurut Baudrillard (dalam Barker & Jane, 2016 : 243), postmodern menciptakan budaya yang dibentuk melalui aliran gambar atau simbol yang terus-menerus dan tidak membentuk konotasional. 

Dari kritik yang muncul inilah tumbuh sebuah culture jamming. Orang yang terlibat dalam culture jamming sering disebut jammers. Kegiatan jammers biasanya melakukan kegiatan yang menyindir masalah nasional dan dunia, seperti masalah politik, sosial dan lingkungan, dan masalah lainnya. 

Pesan dari jammers itu sendiri terlihat unik dan mudah dipahami oleh publik, seperti mengedit gambar logo, foto dengan caption, atau dari gambar / kartun (misalnya komik). Culture jamming adalah kegiatan mematahkan pesan media massa  secara khusus periklanan melalui sindiran artistik (Barker& Jane, 2016). 

(Sumber gambar: http://www.andumhumor.com/)
(Sumber gambar: http://www.andumhumor.com/)

Dalam setiap fans sepak bola, pastinya mereka memiliki akun meme yang di gunakan untuk mengkritik masalah manajemen tim, permainan tim, dan masalah atau isu yang hangat yang dirasakan oleh para pendukung sebuah tim sepak bola. Gambar diatas merupakan salah satu meme yang di tunjukkan untuk FIFA. 

Dimana wasit melihat kedalam VAR (video assistant referee) dan tertulis "This video has been deleted" ini menunjukkan bahwa para penggemar sepak bola melakukan kritik lewat meme yang dimana isu yang diangkat yaitu dengan adanya VAR (video assistant referee) ini, membuat wasit terkadang kerap kali salah mengambil keputusan. 

Banyak keputusan kontroversial yang kerap memancing emosi para pecinta sepak bola. VAR  (video assistant referee) di buat untuk membantu wasit dalam memimpin jalannya pertandingan berlangsung. Namun, VAR  (video assistant referee) malah membuat rugi terkadang, sehingga para fans akhirnya membuat meme tentang VAR  (video assistant referee) dan banyak komentar-komentar yang di lontarkan oleh para fans sepak bola dan juga para pemain serta pelatih. 

Komentar mereka pun juga terbilang negatif mengenai VAR (video assistant referee) ini. Hal ini menunjukkan adanya culture jamming yang tumbuh di dalam sepak bola karena adanya kritik dari modernisme atau yang di sebut postmoderinisme.  

(Sumber gambar: https://twitter.com/_fuck_var_) 
(Sumber gambar: https://twitter.com/_fuck_var_) 

Tidak hanya meme yang di buat oleh para fans sepak bola, namun beberapa fans fanatik sepak bola juga membuat karya kritik dari VAR (video assistant referee) berupa koreografi mereka di tribun. Mereka membentangkan banner bertuliskan "Killing the passion. Killing the atmosphere. killing the game. end VAR now". Ini semakin menunjukkan bahwa culture jamming ada di dalam sepak bola.  Para fans sepak bola yang sering melakukan culture jamming bisa juga di sebut sebagai jammers sebetulnya.  

Selain itu ada pula pendukung sepak bola yang menyanyikan sebuah chant yang berjudul "VAR my lord, VAR" hal tersebut dinyanyikan sebagai bentuk satire dari ketidaksukaan mereka terhadap VAR (video assistant referee)


Daftar Pustaka :

Barker,   C.,   Jane,   E.A.   (2016).   Cultural   Studies:   Theories   and   Practices.   Sage Publications.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun