Mohon tunggu...
Bryan Jati Pratama
Bryan Jati Pratama Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Author of Rakunulis.com

Qu'on s'apprête et qu'on part, sans savoir où on va

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sepucuk Surat yang Tak Perlu Dirawat

27 Oktober 2022   21:11 Diperbarui: 28 Oktober 2022   06:46 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.toploker.my.id

Untuk Ranindhita.

Nak, terima kasih.
Telah kau pilih aku sebagai ayahmu
Dan telah kau pilih istriku sebagai ibumu.
Kau terima takdirmu sebagai anakku.
Telah kau pilih hidup.
Kau setujui segala
Yang dianugerahkan padamu.

Terima kasih
Karena di hidupku yang singkat ini,
Engkau mau menghadirkan dirimu
Diatas pangkuanku
Dalam dekap hangat pelukan ibumu.

Nak, tolong.
Nanti kalau kau sudah pandai berkata-kata,
Jangan kau suka meninggikan suara.
Apalagi menggunakan ketajaman lidahmu
Ke dia yang mengajarimu bicara.

Jadilah anak yang cerdas.
Gunakan kecerdasanmu itu untuk mengenali
Dirimu sendiri.

Karena ia yang telah mengenal dirinya,
Mengenal Tuhannya.

Nanti saat kau mulai dewasa,
Kau akan mengetahui seberapa keras dunia.
Maka lembutkanlah hatimu
Dan obatilah mereka yang terluka karenanya.

Carilah lelaki yang baik-baik.
Yang menempatkanmu sebagai wanita kedua,
Setelah ibunya,
Wanita pertama yang membuatnya jatuh cinta.

Lelaki yang dengan selamat,
Membawamu menghadap tuhan di akhirat.

Kalau lelaki itu datang, katakan padaku.
Akan ku terima lamarannya
Tanpa banyak bertanya ini-itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun