Mohon tunggu...
Bryanita Azizah Mioza
Bryanita Azizah Mioza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta - 20107030041

NIM 20107030041

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Berawal dari Jualan di Kantin Sekolah, hingga Bisa Buka Toko Sembako di Masa Pandemi

22 Juni 2021   10:29 Diperbarui: 22 Juni 2021   10:40 1789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri : usaha toko sembako Mbak Lela

Musibah wabah pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai membuat beberapa para pelaku UMKM mengeluh akan kondisi usaha mereka. Namun, ada juga yang memanfaatkan masa Pandemi ini untuk mengembangkan usaha mereka. Seperti halnya salah satu pelaku UMKM yang saya temui beberapa waktu lalu yakni Mbak Lela. Ia adalah salah satu UMKM yang berhasil mengembangkan usahanya di kala pandemi Covid-19.

Disini saya akan menceritakan sedikit bagaimana kisah Mbak Lela dalam membangun usahanya. Awalnya pada tahun 2018 lalu Mbak Lela hanya berjualan ayam kentucky yang hanya bermodalkan 100.000 saja, yang kemudian dagangannya itu di setorkan ke pasar, ke kantin-kantin sekolah, dan ke warung-warung sekitarnya. Dan saat itu ia menjual dagangannya dengan harga 1.000 hingga 2.000 rupiah saja. Lalu selang beberapa bulan kemudian Mbak Lela berjualan di kantin sekolah dan akhirnya berjualan di rumah.

Nah, ketika menjalankan usaha tersebut selama beberapa bulan, pada akhirnya hingga suatu hari usaha jualan Mbak Lela sempat jatuh karena kurangnya tenaga dan banyaknya pesanan. "karena mungkin kita terlalu banyak pesanan dan kurangnya tenaga akhirnya usaha kita jatuh selama 2-3 bulan", ujar Mbak Lela.

Akhirnya Mbak Lela putar otak bagaimana agar usahanya bisa berkembang lagi. "Akhirnya kita jualan makanan di SD, kayak roti bakar, gorengan, minuman es, dll, kita juga selalu gonta-ganti menu supaya mereka tidak bosan sama dagangan kita", cerita Mbak Lela saat ia berusaha untuk membangun kembali usahanya. Namun, Mbak Lela berpikir kembali bagaimana agar usahanya ini bisa lebih berkembang. Lalu, Mbak Lela kembali berjualan di rumah, kemudian dengan berjalannya waktu dan dengan belajar memanage uang, akhirnya usaha Mbak Lela bisa berkembang.

Selama 2 tahun menjalankan usahanya di rumah, akhirnya pada tahun 2020 tepatnya pada masa awal pandemi Covid-19, Mbak Lela bisa membangun toko sembako. Saat itu Mbak Lela mencoba untuk menambah usahanya dengan berjualan seperti kebutuhan rumah tangga, dll.

Dan di masa Pandemi ini justru Mbak Lela memanfaatkannya agar usahanya ini tetap laku. Meskipun awal  pandemi sempat agak turun tapi ia tetap berusaha agar usahanya tetap berjalan. "karena kan pandemi ini orang-orang jarang keluar ya, maka dari itu kita putar otak gimana caranya supaya dagangan ini laku, akhirnya kita melayani jasa mengantarkan barang pesanan kerumah para pembeli (konsumen) kita", ujar Mbak Lela. Selain itu, Mbak Lela juga menerima pesanan-pesanan orang, dan mencari peluang dengan melihat apa yang dibutuhkan oleh para pelanggannya. Ia mengusahakan untuk memenuhi apa yang sedang mereka (konsumen) butuhkan dan itu adalah salah satu trik Mbak Lela agar bisa terus mengembangkan usahanya.

dokpri : penulis dan Mbak Lela (pemilik toko)
dokpri : penulis dan Mbak Lela (pemilik toko)
Saat ini Mbak Lela telah menekuni berbagai macam usaha dari usaha Toko Sembako, conter pulsa, makanan, hingga bakery. Karena awalnya ia juga pernah sekolah di jurusan tataboga jadi bisa dibilang usaha makanan Mbak Lela hasil dari skill belajarnya itu yang kemudian dimanfaatkan untuk buka usaha.

Kenapa ia bisa membuka berbagai macam bentuk usaha itu? dikarenakan, jika misal salah satu usahanya itu sepi maka ia masih punya cadangan usaha yang lain, jadi usahanya ini saling menyeimbangi. "jadi misalkan kita ada yang sepi disalah satu bidang yang kita tekuni, kita masih ketutup dengan usaha yang lain", ujar Mbak Lela. 

Mbak Lela juga bercerita bahwa awalnya dia dan suami bekerja sebagai Guru. Namun, karena pendapatannya kurang untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, akhirnya mereka berhenti dan beralih untuk membuka usaha.

Ia juga memberi tips agar bisa sukses dalam menjalankan usaha, "kalau ingin buka usaha, tekuni dulu usaha apa yang ingin kamu jalani, jangan egois, fokus kesatu tujuan usaha, dan jangan gengsi". "Jika ingin membuka usaha kita harus pintar dalam mengatur keuangan", tambahnya.

Dibalik suksesnya usaha milik Mbak Lela ini ternyata basic keluarga dan saudara-saudaranya adalah pedagang semua. Jadi, mereka saling memotivasi bagaimana usaha keluarganya bisa berkembang. Mbak Lela juga menegaskan bahwa jangan menganggap orang lain di sekitar kita adalah saingan tapi anggaplah itu relasi kita, karena kalau kita banyak relasi maka kita bisa semakin berkembang.

Model usaha Mbak Lela ini juga cukup menarik, jadi ia selalu memenuhi apa yang sedang dibutuhkan oleh para pelanggannya, setiap ada konsumen yang membutuhkan suatu barang maka ia selalu mencatat atau dalam artian menerima requestan dari para pelanggannya. Selain itu Mbak Lela juga membuat model tokonya ini layaknya seperti di supermarket, "jadi kan kalau warung-warung di desa gini biasanya kan penjualnya yang ngambilin barangnya, tapi kalau disini kita bebaskan agar mereka bisa memilih", ujar Mbak Lela. Dan itu juga merupakan trik yang menjadikan usaha Mbak Lela bisa berkembang seperti saat ini. Jadi, kita harus punya nilai plus sendiri dari usaha kita.

Selama masa pandemi ini bisa dibilang bahwa pendapatan usaha Mbak Lela ini justru lebih meningkat, kadang bisa mencapai 5 juta /hari untuk pendapatan kotornya.  Dan untuk kendala di masa pandemi ini adalah, susahnya sales-sales dalam mengirimkan barang, jadi mau tidak mau akhirnya Mbak Lela turun tangan untuk mencari stok barang dagangnya sendiri di pasar maupun di toko-toko.  

Untuk rencana kedepannya, Mbak Lela ingin memperbesar tokonya, dan membangun toko lagi di tempat yang lebih strategis, serta mewariskan usahanya ke anak-anaknya untuk meneruskan usahanya ini.

Bisa dilihat dari cerita di atas bahwa usaha Mbak Lela untuk membangun usahanya cukup berat dan berulang kali mengalami jatuh bangun, yang dari awal hanya bermodalkan 100.000 hingga akhirnya bisa memperoleh 5 juta /hari, dan akhirnya bisa membangun toko sembako di depan rumahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun