Psikologi ialah pengertian yang menunjukkan semua proses mental yang kita gunakan untuk mengubah masukan sensorik menjadi pengetahuan. Beberapa proses kognitif yang pertama dikembangkan adalah perhatian, sensasi, dan persepsi. Sedangkan Budaya adalah kognitif yang meresap dan berpengaruh dalam psikologi. Penelitian lintas budaya tentang hal ini menyoroti bahwa terdapat beberapa kesamaan dan perbedaan budaya yang menarik dan penting dari cara berpikir seseorang.Â
Memiliki masyarakat yang multikultural di Indonesia bukanlah hal yang mengherankan lagi bagi banyak orang. Dimana hal ini sering menyebabkan masyarakat di daerah tersebut dihadapkan pada berbagai hal konflik sosial yang melibatkan berbagai macam etnis. Konflik yang biasanya terjadi ialah konflik antara pribumi dan pendatang baru ataupun konflik yang terjadi antar etnis. Menurut Sarwono dalam (Sihbudi & Nurhasim, 2001), konflik antar kelompok sering terjadi akibat adanya sejarah persaingan, prasangka, dan rasa benci baik bersifat pribadi politis maupun ideologis yang melatarbelakanginya. Konflik ini terjadi karena adanya perbedaan budaya, informasi yang keliru, stereotip buruk ke budaya lain, maupun labeling/panggilan yang dituju untuk etnis tertentu dengan tujuan merendahkan. Hal inilah yang lumayan banyak terjadi pada masyarakat Lampung maupun masyarakat lainnya.Â
Lampung dikenal sebagai daerah transmigrasi dari masyarakat Jawa sejak awal disebabkan oleh adanya program pemerintah kolonial. Keberagaman yang sudah lebih satu abad ini belum mampu menghilangkan prasangka antara etnis Jawa dan Lampung saat ini prasangka yang berkembang pada masyarakat terhadap penduduk lokal di Lampung adalah dengan pemberian label buruk yang tidak dapat dipastikan kebenarannya. Contohnya seperti penyebutan "mbilung" yang diberikan dari masyarakat transmigrasi Jawa yang diartikan sebagai "raja yang berwatak jahat" dalam dunia pewayangan (Suyati, 2009), kota begal, dan prasangka buruk lainnya. Prasangka dan stereotip ini termasuk dalam pemrosesan kognisi yaitu proses berpikir manusia mulai dari pencarian, penerimaan, pemaknaan , penyimpanan, hingga penggunaan informasi proses ini penting dan fundamental karena menentukan bagaimana manusia menerima dan Mengolah informasi mengenai dunia termasuk kita dengannya.Â
Banyak penelitian yang akhirnya menyimpulkan bahwa proses kondisi dapat dipengaruhi oleh budaya dari proses kognisi yang dapat bervariasi ini menyebabkan sangat sulit untuk menilai benar dan salah secara valid. Oleh sebab itu kecerdasan sosial yang merupakan kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan individu lain. Jika seseorang memiliki kecerdasan sosial yang baik, maka ia akan dapat mengenali diri sendiri, serta dapat menempatkan dirinya pada lingkungan sekitarnya dengan saling menghargai setiap perbedaan antaretnis ataupun antarbudaya yang saling dilakukan untuk keharmonisan dalam bermasyarakat.Â
Referensi:
Ristianti, D. H. (2018) PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA. Repository IAIN Curuprepository. http://repository.iaincurup.ac.id/id/eprint/99Â
Puspa, R. T. (2011). Mbilung: Prasangka Masyarakat Jawa Transmigran Terhadap  Penduduk Lokal Di Lampung. Skripsi Thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta. http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/12390Â
Akbar, dkk. (2021). Intelektual Kecerdasan Sosial dengan Interaksi Sosial Mahasiswa Luar Jawa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang. Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial, 1 (5). DOI: 10.17977/um063v1i5p598-604Â