Mohon tunggu...
BrilliantPWKUniversitasJember
BrilliantPWKUniversitasJember Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Selamat berkunjung warga kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Kenaikan Harga BBM di Kediri

14 September 2022   19:00 Diperbarui: 14 September 2022   19:02 763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sudah menjadi trending topik di Indonesia, kenaikan harga bbm ini bukan cuma pertama kali terjadi.Kasus ini berimbas ke setiap daerah di Indonesia, salah satunya Kabupaten Kediri.Perekonomian di Kabupaten Kediri mengalami perubahan yang tidak stabil ditambah dengan permasalahan BBM ini yang membuat masyarakat gundah gulana.Bagaimana tidak, dengan melambungnya harga BBM ini membuat masyarakat setempat menjadi resah, karena sebagian besar mata pencaharian masyarakat di Kabupaten Kediri berkesinambungan dengan BBM.Selain berpengaruh pada sektor ekonomi, kenaikan harga BBM ini juga menyebabkan kericuhan demo di satu titik yang melibatkan para mahasiswa serta oknum masyarakat yang menolak akan naiknya harga BBM.

          Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) memiliki 2 segi pandangan yang berbeda, pro dan kontra saling terselubung terhadap cara berfikir atau mindset setiap masyarakat. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) disebabkan oleh melambung tinggi harga minyak bumi hingga mencapai 100$, hal ini menjadi faktor penyebab naiknya harga bbm.Di samping itu,banyak yang menyorot akan dampak negatif yang dapat menimbulkan kenaikan inflasi sejumlah komoditas karena beberapa faktor didalamnya, perlu diketahui ada dampak positif yang dapat diperoleh dari permasalahan ini.Dilansir dari berita dunia, harga minyak di dunia naik dari beberapa bulan yang lalu.Subsidi sering kali disalahkan oleh oknum perusahaan yang seharusnya mereka tidak mendapatkan hak subsidi, hal ini menjadi pertimbangan soal penghapusan subsidi.K  ebijakan pemerintah dengan mencabut subsidi bbm merupakan suatu prestasi tersendiri bagi negara, karena membuat menurunnya pengeluaran negara yang selama ini digunakan untuk menopang anggaran subsidi, dan apabila tetap mempertahankan subsidi yang  beriringan dengan naiknya harga minyak dunia membuat negara terikat situasi yang merugikan..Namun jika dilihat dari pandangan masyarakat yang kontra akan hal ini, kenaikan harga bbm ini memberikan dampak negatif dan membuat kestabilan ekonomi setiap daerah menjadi tidak stabil. Bagaimana tidak, bbm menjadi perhitungan dasar awal acuan harga.

          Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi seperti pertalite dan solar sejak beberapa hari yang lalu membuat masyarakat resah akan naiknya berbagai harga kebutuhan pokok, Pemerintah resmi menaikkan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) atau menghapus subsidi BBM. Beragam respon menanggapi kenaikan harga BBM dalam perbincangan sebelumnya tidak menyurutkan langkah pemerintah. Pertalite naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liter. Harga Solar dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter. Sedangkan pertamax yang bukan subsidi pun ikut terbawa arus di harga Rp 14.500 dari sebelumnya Rp 12.500 per liter.

         "Kenaikan harga BBM sekitar >Rp 2.500 akan membuat ketimpangan sosial bagi masyarakat menengah ke bawah. Pasalnya, dampak dari kenaikan harga BBM ini akan mengakibatkan berbagai dampak  negatif pada masyarakat menengah ke bawah.Timbulnya penurunan daya beli dalam jangka pendek karena income effect (dampak pendapatan) yang secara murni mengalami penurunan, meskipun bebannya akan berbeda menurut pendapatan rumah tangga. Khususnya kelompok rumah tangga yang tergolong bawah/miskin dan tidak memiliki ruang yang cukup untuk menghadapi masalah..

          "Lalu secara serentak/simultan kenaikan harga BBM akan menaikkan harga-harga bahan pokok lain yang tentu memberatkan bagi masyarakat menengah ke bawah yang masih dalam proses pemulihan ekonomi setelah terdampak adanya pandemi Covid-19 selama kurang lebih 2 tahun.

           Pada aspek sosial masyarakat adalah mendorong peningkatan angka pengangguran. Pasalnya, BBM merupakan bahan dasar operasional perusahaan, dengan adanya kenaikan harga maka akan mempengaruhi biaya produksi. Untuk pertimbangan efisiensi produksi, maka opsi yang harus diambil perusahaan adalah menghentikan proses perekrutan karyawan baru hingga terpaksa pemutusan hubungan kerja (PHK). Sehingga bukan tidak mungkin angka pengangguran akan semakin melambung tinggi.Dengan meningkatnya angka pengangguran, maka angka kemiskinan akan meningkat karena pengangguran selalu beriringan dengan kemiskinan.

Kenaikan harga BBM menimbulkan dampak yang signifikan bagi perekonomian masyarakat  Kediri, berikut beberapa dampak yang timbul:

  • Inflasi

      Inflasi dapat diartikan dimana kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka dan waktu tertentu.Seperti yang terjadi pada tarif angkutan umum, mulai beberapa hari kedepan biaya angkutan umum meningkat dikarenakan menyesuaikan dengan bbm yang dikeluarkan., mereka mengatakan jika dimasa ini biaya bbm menjadi mahal, tapi setoran menurun, tarif naik sedangkan penumpang menurun. Bukan hanya angkutan umum, ojek online serta kurir ekspedisi pun terlihat sudah ada kenaikan harga tarif jasa mereka.Masyarakat pun harus saling mengerti akan keadaan ini.Selain itu lingkungan pasar juga merasakan dampak inflasi, sebagaimana naiknya harga sembako, cabe, bawang merah dan bawang putih, serta yang lainnya. Inflasi merupakan masalah yang akan terus terjadi dari tahun ketahun.Berikut rangkuman data dari BPS yang menyatakan tentang inflasi yang terjadi di Kediri.

      Inflasi Kota Kediri, Provinsi Jawa Timur pada April 2022 sebesar 1,15 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 109,47. Sedangkan inflasi year on year (yoy) sebesar 3,18 persen.inflasi dipicu karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran.Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri merilis data sepuluh komoditas penyumbang inflasi, antara lain: bensin inflasi sebesar 0,173 persen; mie inflasi sebesar 0,148 persen; nasi dengan lauk inflasi sebesar 0,104 persen; rokok kretek filter inflasi sebesar 0,083 persen; popok bayi sekali pakai inflasi sebesar 0,071 persen; minyak goreng inflasi sebesar 0,046 persen; daging ayam ras inflasi sebesar 0,040 persen; sabun mandi inflasi sebesar 0,037 persen; apel inflasi sebesar 0,032 persen; dan sate inflasi sebesar 0,028 persen.

  • Stagflasi

         Stagflasi adalah kondisi ekonomi yang ditunjukkan dengan pertumbuhan ekonomi yang melemah dan diiringi angka pengangguran yang tinggi.Berkaitan dengan menaiknya harga Bahan Bajar Minyak (BBM) Kediri terancam akan adanya stagflasi yang menyebabkan meningkatnya penganggguran di Kediri.Di Kediri sendiri pengangguran menjadi masalah yang masih berlanjut walaupun dengan angka pengangguran yang bisa dikatakan tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan kota-kota besar di Jawa Timur.Oleh karena itu stagflasi dapat menyebabkan melambungnya angka pengangguran dan hal ini membuat perekonomian masyarakat Kediri tidak stabil.

         Namun secara makro kenaikan harga BBM ini memberikan respon negatif terhadap keberlangsungan ekonomi di masyarakat Kediri.Akan tetapi jika kita melihat dari segi mikro dengan contoh penjual BBM eceran.Mereka meraup keuntungan lebih tinggi, karena masyarakat yang enggan untuk mengantri di SPBU. Yang perlu diperhaikan dalam kasus ini adalah bagaimana pemerintah dapat mencegah naiknya inflasi yang spontan, jika naiknya inflasi tidak terjadi secara spontan, inflasi tidak akan menjadi masalah yang signifikan, karena masyarakat perlu beradaptasi secara berkala.Mulai dari harga sembako, bawang, cabai, ataupun yang mengalami inflasi lainnya.Maka dari itu perlu kebijakan yang mempertimbangkan atau menjembatani usul dan opini dari masyarakat dengan dampak yang terjadi karena meningkatnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun