Seperti yang sudah disinggung, bahwa jurnalisme multimedia ini berbeda dengan jurnalisme online. Sesuai dengan namanya yakni multimedia, berarti banyak media, seperti teks, foto, video, audio dan media lainnya.
Dapat dikatakan sebagai jurnalisme multimedia harus memenuhi minimal tiga komponen media dalam menyajikan informasi. Singkatnya, dalam menyajikan berita harus mengombinasikan teks, foto, video, audio, grafik dan interaktivitas pada situs web.
Jurnalisme multimedia tentunya memiliki tujuan, yakni informasi yang disampaikan menarik dan informatif. Media yang hadir dalam situs juga bersifat melengkapi bukan mengulangi informasi.
Melihat penerapan jurnalisme multimedia
Penerapan jurnalis multimedia ini dapat kita lihat melalui URL vik.kompas.com atau dapat juga diklik pada laman utama Kompas.com. VIK atau virtual interaktif kompas adalah salah satu jurnalisme dalam bentuk multimedia.
Salah satu berita dari contoh VIK (Virtual Interaktif Kompas) ini, menampilkan teks, gambar dan video dalam satu informasi. Hal ini menunjukkan VIK telah menerapkan jurnalisme multimedia dengan benar.
Hadirnya jurnalisme multimedia ini, tentunya menjadi alternatif bagi masyarakat yang sangat menyukai visual dalam memperoleh informasi.
Kemudian, contoh lain juga dapat dilihat dari berita berjudul “Merajut Harapan Pesut Mahakam” dalam VIK. Berita ini menyajikan gabungan antara teks, foto dan juga infografis interaktif dari habitat pesut. Berita yang menjadi bagian dari jurnalisme multimedia ini sangat menarik dan informatif.
Dapat disimpulkan bahwa, jurnalisme online adalah aktivitas jurnalistik berbasis internet yang biasanya disajikan bersama teks dan foto. Sedangkan, jurnalisme multimedia adalah menyajikan informasi dengan minimal tiga komponen media.
Itu tadi penjelasan dari perbedaan jurnalisme online dan jurnalisme multimedia. Semoga artikel ini dapat membantu kalian dan memberikan pengetahuan baru ya!