Mohon tunggu...
Brigitta Raras
Brigitta Raras Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

80% terdiri dari caffeine

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Yuk Simak! Pentingnya Komunikasi Antar Budaya

13 September 2020   09:00 Diperbarui: 13 September 2020   10:38 1596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Intercultural people together/freepik

Dalam dinamika kehidupan ini, kita tidak dapat menghindari adanya proses komunikasi dengan latar kebudayaan yang berbeda dari masing-masing individu. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa dunia ini sangat memiliki kebudayaan yang beragam. Samovar (dalam Suryani, 2013, h.6) menyatakan bahwa komunikasi antar budaya terjadi setiap kali seseorang dari satu budaya mengirimkan pesan untuk diproses oleh seseorang dari budaya yang berbeda. Sedangkan menurut Gudykunst (dalam Suryani, 2013, h.6), komunikasi antar budaya ialah melibatkan orang-orang dari budaya yang berbeda.

Berbagai isu-isu penting yang dihadapi oleh masyarakat global saat ini, dimana sangat membutuhkan komunikasi antar budaya secara kompeten dalam mengatasi isu tersebut (Samovar,dkk., 2017, h. 3).Isu global seperti tantangan sosial yang mencakup pertumbuhan penduduk, migrasi, urbanisasi. 

Selain itu, isu mengenai perjanjian dan negosiasi antar negara yang sangat memungkinkan komunikasi antar budaya berperan penting dalam hal ini (Samovar,dkk., 2017, h. 9) Dengan munculnya isu-isu tersebut, untuk mencapai kesejahteraan, tentunya dibutuhkan kerja sama dan menghormati perbedaan satu sama lain. 

Hal tersebut memunculkan kontak antar individu dengan latar belakang, ras, etnik, agama dan budaya berbeda. Tentunya ini sangat memerlukan pemahaman dan pertukaran komunikasi antar budaya untuk menghindari munculnya kesalahpahaman, perpecahan, serta prasangka.

Munculnya teknologi yang mengglobal, saat ini kita sangat mudah dalam melakukan kontak dengan individu yang berbeda. Kemampuan berkomunikasi dengan individu di belahan dunia menjadikan sumber kohesi dan polarisasi.Teknologi telah memungkinkan warga biasa untuk membentuk dan mengorganisasi kelompok-kelompok dengan cepat seputar kepentingan bersama terlepas dari manfaat yang benar atau sosial (Samovar,dkk., 2017, h.16). 

Adanya isu-isu yang bertolak belakang seperti, ada yang pro imigrasi dan anti-imigrasi atau ada yang menganut pernikahan sesama jenis dan tidak menganut pernikahan sesama jenis. Sebagian contoh di atas merupakan pandangan yang beragam. Perbaikan perspektif ini akan dapat dicapai dengan memahami bahwa setiap orang memiliki nilai dan pandangan beragam, serta diperlukannya komunikasi yang melintasi perbedaan tersebut.

Beberapa isu dan contoh di atas merupakan salah satu alasan pentingnya dalam melakukan komunikasi antar budaya. Dengan kita memahami komunikasi antar budaya berarti memahami realitas budaya yang memengaruhi serta berperan dalam komunikasi (Suryani, 2013). Komunikasi antar budaya membantu kita dalam menentukan cara berinteraksi dengan individu yang memiliki budaya berbeda dengan kita. Komunikasi antar budaya juga membantu kita untuk mengantisipasi munculnya konflik, dan juga prasangka. 

Ketika kita tidak memiliki pengetahuan yang baik dan benar mengenai suatu budaya, ada kemungkinan kita hanya menginterpretasikan dari pandangan individu saja yang tidak diketahui kebenarannya. Di sinilah menjadi pentingnya komunikasi antar budaya, agar tidak memunculkan pemahaman yang salah.

Menerapkan komunikasi antar budaya, juga dapat membantu kita dalam menambah pengetahuan mengenai kebudayaan tertentu, serta pembelajaran agar mampu bertoleransi dengan individu dari kebudayaan yang berbeda. Selain itu dengan melakukan komunikasi antar budaya juga dapat menghindari stereotype yang bermunculan terhadap budaya tertentu. 

Seperti contoh, ketika penulis memadang dan mempercayai stereotype  bahwa orang bersuku Batak itu cenderung memiliki logat yang keras dan galak. Namun pada kenyataannya, ketika penulis memasuki Sekolah Menengah Atas, yang mana terdapat teman-teman penulis bersuku Batak tidak memiliki karakter yang penulis pahami mengenai suku mereka. 

Teman-teman penulis, justru berbicara dengan lembut dan tidak galak. Adanya hal tersebut, penulis menjadi paham bahwa tidak semua orang Batak seperti itu dan ini juga menjadi pengetahuan dan pembelajaran bagi penulis pada saat itu, bahwa kita tidak boleh melakukan stereotype terhadap kebudayaan tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun