Mohon tunggu...
Brian Rivan Assa
Brian Rivan Assa Mohon Tunggu... Guru - Elementary School Teacher | Job 42:2

Menulis sebagai Katarsis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mother Teresa, sebuah Transformasi yang Tidak Dapat Disangkal

10 Februari 2021   08:34 Diperbarui: 10 Februari 2021   08:38 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang biarawati membaca sebuah flyer bergambar Bunda Teresa di Kalkuta. (Robert Atanasovski) 

Wanita dari Albania yang kita ingat sebagai Bunda Teresa hanyalah manusia normal di awal kehidupannya.  Dia adalah orang yang biasa sebagai murid, sebagai pemimpin, atau sebagai wanita yang mencoba memuaskan Tuhan. Tetapi, setelah berdoa bertahun-tahun dan ketika roh Tuhan turun ke atasnya, dia muncul sebagai tokoh yang patut dikenal; dia bergerak melampaui kepuasan dirinya ke dalam kasih sayangnya terhadap kaum papa. 

Memanggil keberanian yang tidak dia kenali, dia meminta kepada ordo keagamaannya untuk mengizinkan dia membangun sebuah pelayanan di India untuk membantu mereka yang sangat sakit karena tidak ada seorang pun atau organisasi yang peduli untuk menolong mereka.

Malaikat tak bersayap dari Kalkuta itu bernama Bunda Teresa (Sumber: Amazon.com)
Malaikat tak bersayap dari Kalkuta itu bernama Bunda Teresa (Sumber: Amazon.com)

Menjadi pertanyaan, mengapa Bunda Teresa sampai mempertaruhkan hidup dan beberapa kenyamanan untuk memulai kehidupan dari pengorbanan dan celaan yang lebih besar? Karena dia merasakan panggilan yang spesial dari Tuhan untuk merentangkan tangan dan mencintai yang tidak dapat dicintai. 

Sehubungan dengan itu, banyak orang yang kagum dengan karya kasihnya lalu mengikuti jejaknya untuk mengembangkan karya-karya kemanusiaan. Akan tetapi mungkin tidak banyak orang yang menyadari bahwa perbuatan kasih itu bersumber dari kecintaannya kepada Tuhan. Relasinya yang erat dengan Tuhanlah yang telah menggerakannya untuk melayani kaum papa.

Dalam melaksanakan pelayanan, Bunda Teresa menjadikan Yesus sebagai teladan, sumber inspirasi, dan guru sejati yang mengajar dengan sempurna, baik dalam perkataan maupun dalam tindakan.

Seperti kata Tuhan Yesus dalam Matius 22:37-39, Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu , dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Dalam pelayanan-Nya, Yesus selalu menunjukkan kesederhanaan, kerendahan hati, dan kasih, tanpa memandang status sosial seseorang. Teladan inilah yang melekat pada Bunda Teresa. Ia telah menghadirkan kasih Kristus dalam kehidupan orang miskin, menderita, tertindas dan cacat. Tidak banyak orang yang seperti dia. 

Kemiskinan dilihatnya sebagai fakta hidup untuk mempraktekkan kasih Yesus. Dia hadir di Kalkuta bukan hanya sekedar untuk merealisasikan tugasnya sebagai seorang biarawati. Di sana ia menemukan kehidupan sebagai seorang yang percaya kepada Kristus yang sesungguhnya. Di sana ia juga melihat dunia yang sesungguhnya. Dunia yang majemuk, bukan hanya dari segi agama, tetapi juga persoalan.

17 Oktober 1979 Bunda Teresa menerima penghargaan Nobel perdamaian (Sumber: mediaindonesia.com) 
17 Oktober 1979 Bunda Teresa menerima penghargaan Nobel perdamaian (Sumber: mediaindonesia.com) 

Dia dapat saja melanjutkan pelayanannya sebagai biarawati,  mengajar di sekolah, memimpin kaum wanita muda untuk membangun hubungannya dengan Kristus. Tidak ada seorang pun yang mempertanyakan kecintaannya terhadap Tuhan, pada komitmennya terhadap kerajaan-Nya. Tetapi dia mengetahui bahwa Tuhan telah meraihnya dengan visi khusus tentang apa yang bisa dia lakukan untuk mempengaruhi kehidupan manusia bagi kemuliaan Tuhan. Dan itu membawa sebuah dampak yang sangat besar, dampak yang melebihi kepandaian lahiriahnya,  keberaniannya,  dan kekuatan fisiknya.  Dia merasa bertanggung jawab untuk mengubah kehidupan banyak orang karena Tuhan memberikan visi khusus baginya untuk diraih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun