Mohon tunggu...
Bresman G
Bresman G Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan swasta

Seorang karyawan swasta yang hoby menulis

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

CCTV di Jakarta Hanya Pajangan, Dishub dan Pemprov DKI Membual

2 November 2017   07:06 Diperbarui: 2 November 2017   16:09 976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemarin saya menuliskan tentang kejadian yang menimpa pacar  saya di halte Kebon Jeruk (lebih tepatnya sih calon istri saya karena 1 bulan lagi kita akan menikah tepatnya di akhir bulan 9). Saya meluapkan kekecewaan saya karena tidak terima perkara ini dianggap sepele dengan mengatakan bahwa cctv dalam keadaan mati. Kadang saya bingung bahwa bagaimana mungkin cctv disana bisa mati. Saya yakin cctv dibuat disana karena daerah itu daerah rawan kecelakaan. 

Sebelum kami mengalami musibah sewaktu menyebrang, beberapa hari sebelumnya terjadi juga kecelakaan ditempat yang sama. Korban seorang wanita yang baru pulang bekerja ditabrak sebuah mobil dan mengakibatkan luka parah. Terjadi benturan di Kepala yang menurut saksi bahwa kondisi korban sampai koma. Hanya saja penabrak yang ingin melarikan diri dikejar oleh pengendara motor dan mobil nya sempat diamuk massa sebelum di amankan oleh pihak kepolisian.

 Saya mungkin terima penabrak lari pada saat itu siapa tahu dia takut diamuk massa, tetapi apabila dia ada niat baik mencari orang yang dia tabrak, dia bisa datang ke TKP dan bertanya ke sekuriti KOMPAS pasti akan menuntun nya. Tetapi saya tahu bahwa penabrak memang sengaja lari dari tanggung jawab.

Hal yang sama terjadi lagi kepada pacar saya. Saya sempat berbincang bincang dengan sekuriti Kompas kenapa tidak dibuatkan tangga penyebrangan di tempat itu padahal sudah banyak terjadi kecelakaan. Mereka menyaksikan langsung sudah begitu banyak korban yang mengalami kecelakaan ditempat itu. Mungkin ada persoalan dari pihak yang berkepentingan sehingga tidak dibuatkan disana tangga penyebrangan. 

Mungkin saja. Tetapi terlepas dari itu, dengan begitu banyaknya kecelakaan yang terjadi bagaimana mungkin berbagai pihak yang punya kepentingan tidak memikirkan korban yang selalu ada disana. Apakah kepentingan pribadi atau pun bisnis lebih berharga dari nyawa manusia. Memang untuk saat ini, dengan ketamakan manusia dan kepentingan masing-masing, nyawa manusia diabaiakan.

Saya ingin sekali ke Balai Kota untuk menanyakan kepada Gubernur kenapa disana tidak ada tangga penyebrangan. Ini bukan karena pihak saya yang mengalami korban, tetapi supaya ada tindakan dan perhatian pemprov untuk memikirkan hal ini menghindari banyaknya korban yang akan timbul. Saya juga ingin memperjelas tentang CCTV yang mati. Buat apa dipajang disana, memalukan. Kota Metropolitan dengan anggaran banyak, cctv bisa mati.

 Sekali lagi saya katakan dengan kota sekelas Jakarta ini sangat memalukan. Saya juga tidak tahu siapa yang bohong, Polisi yang sudah menerima surat dari Dishub bahwa cctv mati atau pihak penjaga busway yang mengatakan seharusnya cctv hidup. Saya ingin ke Balai Kota untuk menanyakan ini karena ini sangat penting bagi saya. Dan untuk mengetahui yang berbohong siapa. Memang susah untuk mencari kebenaran di dunia ini. Apalagi kita bukanlah orang penting.

Saya masih ingat sebuah video yang diunggah di youtube dimana gubernur sebelumnya , Ahok pernah mengatakan bahwa di Jakarta sudah banyak dipasang CCTV untuk memastikan keamanan. Saya yakin juga bahwa yang dimaksud juga adalah cctv disetiap jalan raya. Beliau melanjutkan bahwa setiap cctv berfungsi dan apabila terjadi sebuah pelanggaran atau kecelakaan maka plat atau nomor polisi kendaraan tersebut akan dengan jelas kelihatan. Saya hanya berpikir pemprov DKI hanya membual atau bagaimana. Berpura-pura mengatakan kota Jakarta semakin canggih dengan smart city, cctv dimana-mana tetapi kasus kecelakaan yang jelas ditempat rawan kecelakaan, cctv nya mati.


Kejadian kecelakaan ini memang masih menimbulkan luka bagi saya termasuk pacar saya. Sampai sekarang dia belum bisa berjalan masih proses pengobatan. Banyak yang harus jadi korban atas kejadian ini. Pekerjaan terganggu, rencana pernikahan tertunda, waktu untuk mengurus semua ini banyak tersita, belum lagi dana yang harus kami keluarkan selama pengobatan dari semenjak kecelakaan sampai sekarang. 

Memang kita mendapat jasaraharja yang bisa digunakan selama melakukan pengobatan Medis. Tetapi untuk operasi bedah dan selama perawatan jumlah itu tidak seberapa. Belum lagi cacat yang akan di timbulkan karena bedah. Bisa aja di beberapa perusahaan apabila ingin bekerja bisa di tolak. Coba kita bayangkan begitu banyak kerugian yang ditimbulkan. Memang kami melakukan pengobatan tradisional supaya tidak ada cacat. Kami mencari pengobatan tradisional yang dipercaya, otomatis jasa raharja tidak bisa kepakai dan kami harus membiayai sendiri sampai sekarang kami masih mengeluarkan biaya. Jumlah biaya yang kami keluarkan juga relatif mahal walau tidak sebesar bedah yang bisa mencapai 60-80 juta sampai sembuh.

Ada beberapa hal yag ingin saya sampaikan dengan menulis ini:

Pemprov DKI harus lebih memikirkan untuk membangun jembatan penyebrangan di tempat yang rawan kecelakaan. Dengan kondisi jalan di kota Jakarta yang sangat padat, sibuk dan semua terburu-buru, hal ini perlu dipikirkan untuk mengurangi kecelakaan. Pemprov DKI harus lebih memikirkan nyawa manusia daripada hanya kepentingan pihak-pihak tertentu. Untuk anggaran sungguh tidak mungkin pemprov tidak bisa membangun jembatan penyebrangan dengan APBD sampai 70 T.

Hal ini sangat penting. Mengenai kelengkapan cctv untuk memantau lalu lintas di jalan raya. Perangkat seperti cctv memang sangat dibutuhkan karena pihak dishub atau polisi tidak selamanya atau tidak mencukupi untuk berjaga di setiap titik jalan. Nah, persoalan yang timbul adalah CCTV mati. Sungguh menggelikan memang pernyataan tentang CCTV yang mati. Bagaimana mungkin, apa hanya pajangan disitu atau hanya penghias jalan raya. Ini sangat memalukan. Saya saat ini masih tanda tanya tentang kebenaran nya. 

Mengenai surat balasan dari DISHUB yang  menyatakan CCTV mati. Apa ini tidak mencoreng DISHUB, KEPOLISIAN atau Pemprov dan hal ini harusnya memalukan buat mereka. Tetapi memang di negara kita ini mengatakan hal seperti itu sangat gampang buat mereka apalagi kepada orang biasa seperti saya ini.

 Saya tidak tahu pasti karena berdasarkan surat (sebenarnya saya minta surat nya untuk saya copy untuk bukti tetapi tidak di izinkan) sudah membuktikan bahwa perangkat cctv mati. Siapa yang tahu dan siapa yang bisa memeriksa kebenarannya. Hanya mereka dan TUHAN yang tahu. Buat DISHUB dan Pemprov DKI tolong diperhatikan lagi cctv yang bertebaran di seluruh kota Jakarta. Siapa tahu semua mati dan hanya pajangan saja.

Pihak kepolisian saya sangat percayai bekerja dengan baik. Tetapi cobalah lebih serius dan mempunyai sedikit perasaan atau hati nurani. Bagaimana kalau kejadian ini menimpa orang dekat atau saudara anda. Seperti tulisan saya sebelumnya, saya masih merasa janggal dengan surat yang saya terima dari Pihak polisi (SP2HP) yang menyatakan bahwa  korban mengalami kecelakaan di jalur busway oleh kendaraan Mobil BRIO PUTIH dengan nomor polisi yang belum diketahui dan korban mengalami luka memar dikepala. 

Sudah jelas bahwa polisi yang datang melihat keadaan korban dan menulis jelas , dahi korban ada luka sobek dengan 8 jaitan bukan memar dan kaki sebelah kiri patah tulang. Polisi tahu gak sih membedakan mana luka memar yang mana luka jahitan dan patah tulang. Mungkin polisinya perlu belajar lagi tentang jenis luka-luka kepihak medis. Siapa tahu mereka belum tahu, berpikir positif saja. Saya berani mengatakan bahwa Polisi tidak benar-benar serius dengan kasus ini karena tidak ada untung nya bagi mereka.

Mungkin hanya itu yang bisa saya sampaikan disini. Saya mohon ini dishare dan pihak kompasianna membantu juga membagikan ini supaya sampai kepada pimpinan dan lembaga-lembaga yang bersangkutan baik itu DISHUB DKI, KEPOLISIAN dan tentunya PEMPROV DKI.

Mudah-mudahan mereka yang membaca dan segera bertindak memperbaiki penyebrangan dan cctv yang  hanya pajangan tersebut. Kita orang biasa, masyarakat biasa hanya bisa berusaha menyampaikan, walau penguasa-penguasa lebih sering menutup telinga.

Saya juga ingin menyampaikan bahwa si penabrak bisa tenang-tenang ngopi, ketawa-ketawa dirumah. Semoga hal ini tidak terjadi kepada anda atau keluarga anda. Saya memaafkan ketegasan anda melarikan diri dan tidak ada niat baik. Tidak ada yang kami tuntut sedikit pun hanya sedikit rasa kemanusiaan sebagai sesama manusia. Semoga penabrak lari pada hari selasa tanggal 22 Agustus 2017 pukul 11.40 di Jalur busway kebon jeruk membaca ini dan tetap sehat selalu dan anda selamat dijalanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun