Mohon tunggu...
Bresman G
Bresman G Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan swasta

Seorang karyawan swasta yang hoby menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kecanduan Pornografi, Menciptakan Manusia Lebih Sadis dari Binatang

4 Agustus 2017   14:02 Diperbarui: 4 Agustus 2017   22:55 4410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (binanalar.com)

Pada saat ini saya sangat tertarik menulis tentang pornografi yang sangat merusak pikiran dari anak-anak, remaja sampai orang dewasa. Dunia digital internet sekarang yang sangat terbuka sangat memungkinkan segala umur untuk mengakses pornografi. Banyak kejadian-kejadian yang terjadi di sekitar kita disebabkan oleh efek negatif dari pornografi. Kekurangan pengetahuan terhadap pendidikan seks dan fungsinya merusak moral dan tingkah laku manusia.

Kadang orang berpikir bahwa efek kurangnya pendidikan seks adalah terjadinya hamil di luar nikah atau melakukan hubungan suami istri sebelum menikah. Ini hanyalah efek sebagian dari pengaruh negatif pornogafi. Atau bisa disebut hanya permasalahan dasar yang sebenarnya bisa merusak masa depan.

Menurut dr. Mark, pornografi dapat menyebabkan kerusakan pada lima bagian otak, terutama pada Pre Frontal Corteks (bagian otak yang tepat berada di belakang dahi).

"Banyak orang yang mengabaikan dampak pornografi, padahal efek negatifnya lebih besar daripada narkoba dalam hal merusak otak. Tak hanya itu, pecandu pornografi juga lebih sulit dideteksi ketimbang pacandu narkoba," ujar Dr Mark B. Kastlemaan, pakar adiksi pornografi dari USA, dalam acara 'Seminar Eksekutif Penanggulangan Adiksi Pornografi' di Hotel Grand Kemang, Jakarta, Senin (27/9/2010).

Tetapi lebih dari itu adalah sifat-sifat aneh yang timbul bagi pecandu tersebut. Yang saya akan bahas lebih mendalam adalah perilaku menyimpang seks yang sudah sangat menjamur.

Yang pertama adalah perilaku menyimpang terhadap cara melakukan seks tersebut. Perubahan zaman makin gila saja, terbukti banyaknya penyimpangan perilaku seksual yang aneh dan menjijikan terjadi bahkan sering dijumpai, manusia lebih cenderung menuruti hawa nafsunya dibandingkan hati nuraninya untuk menguasai dirinya hingga seringlah kita menyebutkan penyimpangan seksual.

Penyimpangan seksual didefinisikan sebagai aktivitas seks tidak wajar yang dilakukan untuk mendapatkan kenikmatan seksual. Pada umumnya pelaku penyimpangan seks menggunakan alat atau objek yang tidak biasa untuk menyalurkan hasratnya. Penyimpangan seksual disebut juga dengan istilah Parafilia.

Saya sangat penasaran dengan sebuah film komersil Hollywood yang tidak ditayangkan di negara kita. Film ini banyak dibahas di antara teman-teman saya bahkan sampai wanita sangat sering membahas film ini. Apakah ini karena faktor pemeran utama film tersebut yang cantik dan tampan. Bahkan ada kelompok dari kalangan artis dari grup sosialita yang kita pasti lihat sering mondar-mandir di tv pergi ke negara tetangga untuk menyaksikan film tersebut. 

Apa yang menarik dari film tersebut? Sebagai seorang penulis dan tertarik mengamati perilaku sosial dalam masyarakat, saya coba menyaksikan film ini dan melihat adanya penyimpangan yang terjadi terhadap kepuasan seks yang dibutuhkan oleh salah satu pemeran. Hal ini buat saya menjijikkan. Apakah kita harus keluar dari batas seks yang suci hanya untuk memuaskan hasrat kita.

Saya yakin banyak orang yang mempraktekkan seks menyimpang yang ditayangkan dengan gamblang difilm tersebut. Apalagi film tersebut dikategorikan film romantis karena diputar di hari Valentine. Tetapi bagi saya ini adalah film porno yang dikomersilkan. Sama sekali tidak ada unsur romantis dalam kisah film tersebut. 

Yang pertama adalah hubungan seks tanpa ikatan perkawainan dan yang kedua adalah kekerasan seksual dan cara berhubungan seks yang tidak wajar. Sangat bersyukur bahwa film ini dilarang untuk ditampilkan di indonesia walaupun banyak dari kita yang pergi ke negara tentangga untuk menyaksikan tontonan menjijikkan tersbut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun