Mohon tunggu...
Bramantya Adi
Bramantya Adi Mohon Tunggu... Musisi - Mahasiswa pertanian

Belajar bertanggungjawab dalam segala hal

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Bumi Sudah Semakin Tua

14 Oktober 2017   09:37 Diperbarui: 14 Oktober 2017   09:47 1201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebutuhan energi di Indonesia ini semakin meningkat dengan pesat karena penduduk Indonesia mengalami peningkatan dengan signifikan. Namun ketersediaan sumber energi ini sangat terbatas dan tidak dapat memenuhi kebetuhan energi untuk semua penduduk Indonesia. Kita harus mencari terobosan lain untuk mencari sumber energi alternatif lain sebagai pengganti sumber energi alam yang sangat terbatas ini. Salah satu usaha yang dapat kita lakukan adalah dengan menggalakkan penggunaan kayu bakar yang sangat melimpah sebagai pengganti sumber energi gas alam.

Kota jepara, kota yang mendapat julukan kota ukir. Jepara juga memiliki banyak potensi dalam bidang perkayuan. Bukan sekedar ukiran, jepara juga banyak pengrajin meubel. Masyarakat jepara mayoritas bekerja sebagai pembuat barang-barang yang berbahan dasar kayu. Misalnya, kursi, meja, almari, tempat tidur, dan masih banyak lagi.

Dengan banyaknya pengrajin meubel, maka limbah meubel pun juga banyak, karena tidak semua kayu dapat digunakan. Ada banyak potongan kayu yang terbuang karena sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi. Potongan kayu tersebut biasa dinamai rencek. Rencek ini merupakan limbah meubel yang sering dilupakan. Padahal rencek ini dapat dimanfaatkan untuk banyak hal. Jika ditangan para seniman, rencek ini dapat dijadikan karya seni yang mempunyai nilai yang sangat tinggi. Rencek juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar yaitu digunakan sebagai kayu bakar.

Karena banyaknya rencek di Jepara ini, kita bisa memanfaatkannya menjadi kayu bakar, bayangkan saja, satu pengrajin meubel dalam satu bulan menghasilkan 1 truk rencek. Berarti dalam 1 tahun saja sudah terkumpul 12 truk. Daripada rencek terbuang sia-sia kita dapat gunakan sebagai bahan bakar yaitu kayu bakar. Kita gunakan sebagai pengganti gas yang terbatas ini. Paling tidak kita dapat mengurangi penggunaan gas alam.

Kita harus pintar-pintar memanfaatkan limbah disekitar kita dan jangan pernah abaikan limbah disekitar kita. Mungkin limbah disekitar kita memiliki manfaat yang luar biasa seperti halnya rencek ini. Banyak para pengrajin meubel yang mengabaikannya atau hanya sekedar menjual dengan harga murah. Padahal rencek ini sangat berguna sebagai pengganti gas yang biasanya digunakan para ibu di dapur. Penggunaan rencek ini sangat menguntungkan bagi masyarakat Jepara, karena ibu-ibu tidak perlu lagi membeli gas yang sekarang harganya mulai merangkak naik akibat kelangkaan gas. Maka dari itu, masyarakat Jepara dapat menekan angka pengeluaran mereka. Rencek juga dimanfaatkan sebagai sumber energi oleh pabrik industri besar. Daripada kita menggunakan sumber energi dari fosil yang terbatas, kita dapat memanfaatkan kayu bakar atau rencek ini. Untuk masak besar seperti untuk hajatan, kita juga pasti menggunakan kayu bakar untuk memasak. Kita tidak mungkin menggunakan gas untuk memasak diacara hajatan karena pasti akan sangat boros. Karena diacara hajatan memasak makanan dengan porsi besar dan pasti memerlukan waktu yang lama.

Sudah terbukti bahwa kayu bakar ini memiliki beebagai kegunaan, daripada kita mengabaikan kayu bakar ini dan menjadi sampah yang tidak berguna, lebih baik kita manfaatkan saja sebagai sumber energi baru yang dianggap lebih efisien, lebih murah, lebih terjangkau dan tentunya tidak merusak alam. Karena kita harus memikirkan anak cucu kita kelak, kita jangan serakah dalam segala hal, anak cucu sebagai pewaris juga harus dapat merasakan alam yang indah ini.

Terima kasih sudah menyimak, maaf jika ada kekeliruan.

    

    

Sayangilah Bumi Ini Untuk Anak Cucu Kita Kelak.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun