Mohon tunggu...
Abraham PosmaJoshua
Abraham PosmaJoshua Mohon Tunggu... Freelancer - FACE IT OR LEAVE IT

Penyuka makanan

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

UPH-Industri Seksi yang Diminati Generasi Milenial, Ovo Ulas Fintech

19 Maret 2019   09:27 Diperbarui: 19 Maret 2019   12:09 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Terjadinya sebuah perubahan minat dari para pencari pekerja terutrama para fresh-graduates yang sekarang ini lebih menyasar pada pekerjaan di bidang industri digital termasuk kedalam industri Financial Technology (FinTech), menjadi bukti bahwa industri ini menjadi trend yang seksi yang disenangi para generasi milenial. Johnny Widodo menyetujui hal tersebut, DIrector of OVO yang hadir menjadi pembicara dalam seminar "Financial Technology Development", 11 Februari 2019 di MYC MPR Universitas Pelita Harapan (UPH) Kampus Lippo Village.

"Kalau dulu banyak yang ingin bekerja menjadi Management Trainee di Bank atau industri FMCG (Fast-Moving Consumer Goods), atau di perusahaan konsultan. Sekarang, ketika ditanya ingin bekerja di perusahaan seperti apa, banyak dari anak muda yang berminat bekerja di perusahaan Start-up termasuk di bidang Financial Services, apps, transportation, dan lainnya. 

Kenapa? Saya pikir alasan utamanya, karena mereka sudah menganggap bahwa industri ini seksi. Mengapa seksi? Karena industri ini selain fokus di bisnis tapi juga memiliki misi sosial di baliknya. Jadi ketika mencari pekerjaan, generasi milenial juga akan mencari tahu visi perusahaan tersebut. Seperti OVO misi utama kami yaitu bisa melakukan inklusi keuangan di Indonesia," jelas Johnny.

Johnny menjelaskan lebih lanjut mengenai inklusi keuangan disini yang artinya artinya untuk mengupayakan para pebisnis di skala UKM (Usaha Kecil Menengah) yang masih banyak tidak bisa dalam mengakses perihal produk perbankan ataupun finansial, pada akhirnya memiliki pilihan lain yang lebih mudah untuk berbisnis salah satunya melalui OVO.

"Jadi bagi saya bekerja di industri digital terutama di area FinTech (Financial Technology) atau spesifik di OVO, artinya kami bekerja dengan tujuan. Tidak hanya bekerja, tapi melalui industri ini kita bisa berdampak dan memberi perubahan. Di industri ini kita juga dituntut dapat bekerja dan belajar secara cepat. Jadi bagi mahasiswa yang hadir, merasa dirinya sebagai generasi milenial yang mampu belajar cepat dan ingin bekerja bagi society; industri ini sangat tepat," tambah Johnny.

Melalui kegiatan ini Johnny mengharapkan para mahasiswa maupun fresh-graduates dari UPH yang ingin terjun dalam bidang ini dapat meningkatkan kesadarannya dalam hal digilitasi yang sudah ada dan terus berkembang. Para milenial diharapkan mampu lebih "being digital and being cashless", bahkan bisa jadi The Ambassador of difigtal and cashless. Johnny juga ingin bahwa OVO bukan hanya dimengerti sebagai Parking or Cashback Apps, tetapi lebih dari itu OVO mempunyai visi besar dalam bidang digital terutama inklusi keuangan. 

"Dengan prospek besar ini, terlepas dari sarana dan prasarana di Indonesia sudah mumpuni atau belum, yang harus disadari bahwa saat ini waktunya berperan di industri ini. Kalian generasi milenial, you are the future. Terlebih terlihat juga Indonesia sudah bergerak positif mendukung tren digitalisasi ini," papar Johnny.

Dalam perkembangan industrin FinTech, bagi Johnny tentu saja memiliki propek yang besar dan positif. Johnnya menjelaskan dalam tahun sebelumnya perputaran uang di Indonesia sekitar 5.700 trilliun dengan alokasi 1% melalui digital payment, 10% transaksi cashless, dan hampir 90% masih menggunakan transaksi dalam bentuk cash. Masih besarnya transaksi dalam bentuk cash, memperlihatkan prospek dalam bidang FinTech sangat besat.

"Tentunya ketika ingin berada di bidang ini, kalian harus memiliki kemauan yang kuat, tidak takut mencoba, belajar dari kesalahan, mampu belajar cepat terlebih karena industri ini begitu dinamis. Memilliki kemampuan analisis dan problem solving yang kuat. Dan apa pun yang kita kerjakan harus mampu memberi dampak," pesan Johnnya kepada mahasiswa yang hadir.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun