Mohon tunggu...
Ani Berta
Ani Berta Mohon Tunggu... Konsultan - Blogger

Blogger, Communication Practitioner, Content Writer, Accounting, Jazz and coffee lover, And also a mother who crazy in love to read and write.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Preman Pensiun", Preman Juga Manusia

20 Januari 2019   13:30 Diperbarui: 21 Januari 2019   02:01 812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Epy Kusnandar, Pemeran Kang Muslihat (Dokpri)

Saya belum pernah nonton sinetron "Preman Pensiun" sebelumnya. Kata para penggemarnya waktu sinetron ini booming di televisi, ceritanya bagus dan dekat dengan keseharian biasanya. Tapi lagi-lagi saya gak sempat nonton karena jarang sekali nonton televisi.

Pas ada undangan screening Film Preman Pensiun, saya tanpa pikir panjang langsung menyanggupi untuk ikut. Ternyata memang ini film yang high entertainment menyuguhkan karya yang tak setengah-setengah. Menceritakan kondisi lingkungan yang selalu didominasi preman di Kota Bandung. Sangat unik dan menghibur.

Mengapa unik? Melihat kondisi para preman di Bandung yang kelihatan garang namun sikap tetap lembut dan santun. Menceritakan lokasi-lokasi yang memang saya ketahui. Mengingat saya lahir dan besar di Kota Bandung.

Saya merasa adegan-adegan yang saya saksikan adalah dejavu. Sebab sama persis seperti yang dulu saya saksikan waktu kecil. Saya tinggal di daerah Kiaracondong saat kecil lalu saat remaja pindah ke daerah Cimuncang dekat Cicaheum. Kondisi premannya memang seperti itu.

Film Preman Pensiun yang dibintangi Epy Kusnandar sebagai Kang Muslihat, tokoh sentral yang membawahi anak buah mantan premannya yang sudah insyaf dan melakukan usaha pembuatan kicimpring (sejenis krupuk yang terbuat dari singkong) dan usaha-usaha lainnya.

Para preman ini pensiun karena sesuai amanat Kang Bahar (Didi Petet) yang ceritanya telah meninggal. Kang Bahar walau telah meninggal masih dihormati oleh semua orang bahkan anaknya Kang Bahar, Kinanti (Tya Arifin) pun, masih dijaga dan dihargai oleh seluruh mantan preman.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Adegan-adegan yang ada, sangat manusiawi. Dialog ringan berisi humor yang membuat penonton tak berhenti tertawa ternyata skenarionya dibuat oleh Aris Nugraha yang mana skenario nya hanya dibuat dalam waktu empat belas hari dan tanpa editan pihak editor.

Jalan cerita yang dimulai dari kedatangan Gobang (Dedi Moch Jamasari) ke Bandung untuk menyelidiki pembantai yang menghabisi adik iparnya hingga meninggal. Dilakukanlah reuni kecil bersama para mantan preman tersebut dengan tujuan untuk bersama-sama menyelidiki kasus ini.

Di sisi lain, cerita diwarnai kisah keluarga Kang Muslihat yang harmonis dan punya komunikasi bagus dalam keluarganya. Bersama istri, Esih (Vina Ferina), anaknya, Eneng, dan ibunya yang satu rumah selalu ada kisah menarik yang menjadi inspirasi. Dapat dihubungkan juga dengan parenting saat Kang Muslihat dan istrinya duduk bareng berdiskusi untuk menerapkan didikan yang cocok untuk anak gadisnya.

Menarik lagi, kelucuan Murad (Deni Firdaus) dan Pipit, duo mantan preman yang sudah berhasil kerja menjadi security di supermarket. Mereka ke mana pun selalu satu paket dan kelakuannya benar-benar gak biasa. Di balik kegarangan Murad dan Pipit, ada sikap care dan kelembutan. Kekompakannya dalam bertugas selalu penuh tanggung jawab.

Deni Firdaus pemeran Murad ini adalah mantan preman sungguhan yang berkesempatan menjadi aktor. Deni sangat bersyukur atas berkahnya tersebut. Menurutnya, era digital ini sangat memberikan banyak kesempatan pada siapapun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun