Mohon tunggu...
Ani Berta
Ani Berta Mohon Tunggu... Konsultan - Blogger

Blogger, Communication Practitioner, Content Writer, Accounting, Jazz and coffee lover, And also a mother who crazy in love to read and write.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Danau di Pamulang Tangerang Selatan Terancam!

2 Desember 2014   20:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:14 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_379959" align="aligncenter" width="480" caption="Bangunan liar di pinggiran danau lambat laun menjadi endapan dan penjorokan "][/caption]

Beberapa kali saya mendengar kasus pengrusakan danau di daerah Pamulang Tangerang Selatan. Baik secara perlahan maupun secara radikal. Tak pernah saya pahami sikap orang-orang yang punya kuasa dan uang masih saja ingin mengusik hak sesama untuk kepentingannya semata. Hal ini sudah menjadi pikiran saya tapi tak bisa berbuat apa. Tertapi, perasaan saya tak bisa diam dan kesempatan baik saat 30 Nopember 2014, di pagi hari, Pak Fadli mengajak saya untuk meliput kasus pengerukan Danau Ciledug yang terletak persis di pinggir Pamulang Square, Tangerang Selatan. Tak jauh dari tempat tinggal saya juga. Ini kesempatan untuk menumpahkan unek-unek, semoga pihak terkait membaca apa yang saya ungkapkan.

Manfaat Danau

Sekilas, tentang manfaat danau, sebagai penangkal banjir, setiap air hujan yang mengalir ke sungai, akan bermuara ke danau agar tidak tumpah ke permukaan dan terjadi banjir. Terutama saat hujan lebat. Disamping itu, danau juga bisa sebagai komoditi penghasil ikan yang dapat dikonsumsi warga, cadangan penyimpanan air yang banyak, sumber energi terbarukan dan objek pariwisata yang hasilnya dapat dialokasikan untuk retribusi kebersihan dan pemeliharaan danau itu sendiri.

Untuk menjaga danau agar survive, diperlukan penanganan serius mulai dari menjaga ekosistem yang ada di dalamnya, misalnya binatang air seperti ikan, biawak, ular dan lain-lain yang dapat melakukan rantai makanan, bertindak sebagai predator serta tumbuhan yang dapat menjaga polusi udara serta penyerapan air.

Permasalahan

Danau di Pamulang ada dua, Danau Sasak yang terletak di Jalan Raya Pajajaran sedangkan Danau Ciledug, berada di Jalan Siliwangi, Witana Harja. Danau Ciledug ini yang sudah parah sekali intimidasi dari pengembang yang jahil dengan aksi pengerukannya, ditambah Mall Pamulang Square dan tempat makan yang terletak dipinggirnya, sedikitnya punya imbas dalam kontaminasi sampahnya. Walau punya tempat penampungan serta pengolahan sampah sendiri, bukan hal yang tak mungkin sampah berceceran juga ke danau. Mengingat banyak pengunjung yang tak sadar akan kebersihan juga.

Selain itu, banyak bangunan liar serta pembentengan tanpa izin, keramba serta jaring yang dipasang semalamam, bangunan liar banyak yang menjorok ke tengah danau, yang tak terpelihara, serpihan puing nya menjadi endapan dan mendangkalkan danau. Apalagi jaring penangkap ikan yang diinapkan dalam permukaan air, membuat makhluk hidup air banyak yang mati karena tersangkut.

Sampah warga pun banyak mencemari danau, ditambah ada area parkir yang berpotensi terjadinya pencemaran serta penjorokan daratan ke danau.Padahal, menurut peraturan idealnya pemukiman dan danau harus punya jarak minimal 50 meter, jangan mepet sebagai antisipasi terjadinya penyempitan danau serta mudahnya tercemar akibat aktivitas manusia di sekitarnya.

[caption id="attachment_379968" align="aligncenter" width="420" caption="Pusat Ekosistem Danau Pamulang"]

1417503204850117748
1417503204850117748
[/caption]

Manfaat danau di pamulang sendiri, sebagai penangkal banjir, penampung ketersediaan air bersih, karena danau ini layak minum airnya. Dan sebagai asset kearifan lokal yang patut dijaga. Maka, ketika ada pihak yang mencoba mengusik danau ini, saya beserta warga Pamulang tentu saja tak setuju dengan adanya aksi pengerukan danau untuk dibuat Cluster perumahan.

[caption id="attachment_379960" align="aligncenter" width="362" caption="Siap berkeliling di sekitar Danau Ciledug, Jl Witana Harja Pamulang"]

1417501085741994273
1417501085741994273
[/caption]

Bersama Kompasianer Pak Fadli dan Ibu Ngesti Setyo Moerni, kami berbincang dulu dengan anak-anak muda yang tergabung dalam organisasi pencinta alam Ganespa. Basecamp Ganespa bertempat di samping danau, kami sama-sama menumpahkan unek-unek dan aspirasi tentang masalah pelik tentang danau ini, kami berbincang dengan Ketua Umum Ganespa, Dodi Harianto, SE serta dua anggotanya Iwan Pristiasya dan Rendy Apendy.

[caption id="attachment_379962" align="aligncenter" width="480" caption="Iwan, Rendy dan Dodi dari Ganespa"]

14175012931608897273
14175012931608897273
[/caption]

Menurut Dodi, masalah yang mengganggu keberadaan danau di Pamulang saat ini, diantaranya, bangunan liar di pinggir danau, pembentukan pulau liar yang sedikit-sedikit membentuk daratan, pemancing ikan yang setiap harinya membawa sampah berupa plastik, sisa makanan dan lain-lainnya, Keramba liar, sampah rumah tangga dan yang paling parah, adalah pengerukan di satu titik muara, yang terletak di Jalan Witana Harja. Pelakunya masih individu yang sama dan pengembang yang sama.

[caption id="attachment_379971" align="aligncenter" width="420" caption="Lokasi pengerukan danau sudah sejauh ini"]

1417503388470265896
1417503388470265896
[/caption]

[caption id="attachment_379973" align="aligncenter" width="420" caption="Akibat pengerukan danau, ekosistem terancam dan jadi korban"]

14175034871481535981
14175034871481535981
[/caption]

Kami sempat menanyakan mengapa pengembang tersebut sampai nekad eksekusi pengurukan danau yang sangat penting bagi masyarakat luas di sekitarnya? Rendy dari Divisi Lingkungan Hidup Ganespa memaparkan bahwa pihak pengembang tersebut merasa leluasa eksekusi kegiatan pengerukan karena merasa sudah mendapat restu dari pemerintah setempat, terutama lurah. “Pengembang tersebut mendapatkan sertifikat hak pengerukan tanah dari lurah setempat, tak jarang pula melakukan penyogokan ke pemuda-pemuda di pemukiman sekitar danau agar aksi mereka mulus.” Kata Rendy.

Rendy juga sering didatangi pihak-pihak yang ingin menutup mulut Ganespa, dengan membawa sogokan yang banyak. Tetapi Rendy dan Ganespa jelas menolak dan malah semakin gencar melawan. Sedikit tentang Ganespa, adalah sebuah organisasi pencinta alam yang tersebar di seluruh nusantara. Sudah melakukan banyak aksi peduli lingkungan di beberapa daerah. Dodi, Iwan, Rendy dan kawan-kawannya merasa bahwa mereka sudah melakukan aksi di banyak tempat tapi lingkungan tempat tinggal sendiri terabaikan. Maka pada 2004, mereka mendirikan basecamp Ganespa di dekat danau sekitar Witana Harja untuk menjaga kelestarian alam danau dan sekitarnya. Mereka melakukan kegiatan rutin membersihkan danau, berpatroli dan melakukan penanaman pohon secara radikal.

Ganespa, salah satu yang peduli terhadap keberadaan danau serta lingkungan sekitarnya, mereka paham betul bahwa ekosistem yang ada didalamnya juga patut dijaga, sebagai penjagaan secara keseluruhan.

Terkait permasalahan danau ini, Ganespa sudah mencoba berkomunikasi dengan pemerintah daerah setempat, termasuk dengan Ibu Airin Rahmi Diany, Walikota Tangerang Selatan. Tanggapan sudah ada dan peninjauan oleh petugas sudah beberapa kali dilakukan, bahkan pengerukan danau yang telah berjalan sudah dihentikan. Tetapi perjuangan Ganespa tak berhenti disitu. Ganespa juga mengajak masyarakat sekitarnya untuk ikut andil dalam mempertahankan keberadaan danau di Pamulang. Dengan cara memberikan edukasi, pendekatan kepada para pemuda di sekitarnya serta meminta dukungan penuh dari pemda setempat. Aksi nyata berupa patroli, pembersihan danau dari sampah serta keramba dan jaring liar terus dilakukannya. Bahkan sampai bersitegang dengan warga yang susah diberi pengertian tentang manfaat danau ini. Tapi semua tetap dilalui demi mempertahankan danau serta ekosistemnya.

[caption id="attachment_379975" align="aligncenter" width="420" caption="Ikut gerakan menanam pohon di sekitar danau"]

14175039741250159142
14175039741250159142
[/caption]

Saya sangat kagum dengan aksi Ganespa, saya malu sendiri, saya belum melakukan aksi apapun untuk hal ini, hanya berbagi informasi melalui tulisan. Bahkan, saat saya, Pak Fadli dan Ibu Ngesti berkeliling danau dengan perahu karet dan meninjau lokasi pengerukan, miris, emosi dan berbagai perasaan berkecamuk. Mengingat danau yang tak seberapa ini diperlakukan tak adil oleh manusia-manusia disekitarnya serta pengembang yang tak berpikir panjang. Padahal, danau tersebut penyelamat masyarakat dalam hal pengairan serta pengendali banjir.

Untuk pemerintah, disarankan supaya lebih ketat mengeluarkan peraturan dan tak begitu saja memberikan izin apalagi sampai memberikan sertifikat kepada pengembang sebagai izin otentik pengerukan danau atau perizinan mendirikan bangunan di sekitar danau. Pemerintah harus lebih kritis dalam mementingkan kepentingan masyarakat banyak, ingat, peraturan danau ada dalam UU N0.23 tahun 1997. Merupakan salah satu asset negara yang merupakan bagian dari kandungan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 3 “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”

Bukan hanya tugas pemerintah, masyarakat sekitarnya pun harus punya tanggung jawab penuh bersama bergandengan tangan demi pelestarian danau tersebut. Manusia boleh menikmati kekayaan alam tapi jangan lupa untuk ikut menjaga dan memeliharanya. Pengusaha di sekitarnya patut memberikan program CSR nya untuk lingkungan danau agar ada kontribusinya. Pengawasan dari setiap pihak pun sangat diharapkan. Sinergi dengan beberapa pihak untuk mewujudkan pelestarian danau serta lingkungan sekitarnya.

Artikel Pak Fadli : http://regional.kompasiana.com/2014/11/30/parah-pengurukan-situ-di-tangsel-707144.html

Artikel Ibu Ngesti : http://green.kompasiana.com/polusi/2014/12/01/ada-apa-dengan-situ-di-tangerang-selatan-mau-mengeruk-uang-atau-meluluh-lantakkan-lingkungan-689604.html

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun