Mohon tunggu...
Arif Susila
Arif Susila Mohon Tunggu... Ilmuwan - Menjalani Hidup

Peneliti Balitbangtan

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Peran Penting Pupuk Organik di Dalam Tanah

31 Maret 2021   12:38 Diperbarui: 31 Maret 2021   13:31 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.hgtv.com/outdoors/gardens/planting-and-maintenance/going-green-organic-fertilizer

Perlakuan Kompos jerami + 50% N, P, K menunjukkan hasil kemasaman tanah yang paling rendah dibandingkan dengan perlakuan pupuk organik lain dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan kontrol. Hal ini disebabkan karena proses dekomposisi pada kompos jerami terdekomposisi lebih lambat dibandingkan dengan pupuk organik lain sehingga pH menurun. Tingkat kemasaman tanah akibat dari pemberian bahan organik bergantung pada tingkat kematangan dari bahan organik yang diberikan, batas kadaluarsa dari bahan organik dan jenis tanahnya. Jika penambahan bahan organik yang masih belum matang akan menyebabkan lambatnya proses peningkatan pH tanah dikarenakan bahan organik masih belum terdekomposisi dengan baik dan masih melepaskan asam-asam organik.

Tabel 2. Pengaruh jenis pupuk organik dan N, P, K terhadap pH dan P-tersedia

sumber : Yuniarti dkk, 2020
sumber : Yuniarti dkk, 2020
Berdasarkan data pada Tabel 2 diketahui bahwa masing-masing perlakuan berpengaruh terhadap P-tersedia pada tanah Inceptisol. Nilai P-tersedia pada perlakuan pupuk kandang ayam + 50% N,P,K berbeda nyata dengan perlakuan yang lainnya dan memberikan hasil yang terbaik yaitu 22,36 mgkg-1. Ketersediaan unsur hara P yang tinggi pada tanah selain karena proses pemupukan juga dapat disebabkan unsur hara tersebut belum diserap secara maksimal oleh tanaman. Bentuk yang tersedia bagi tanaman atau jumlah yang dapat diambil oleh tanaman hanya merupakan sebagian kecil dari jumlah yang ada di dalam tanah. Penimbunan unsur P pada tanah terjadi karena sifat unsur P yang immobil, sehingga kurang tersedia bagi tanaman.

Pada prinsipnya pemupukan dengan pupuk kandang merupakan penambahan bahan organik pada tanah. Semakin besar dosis N, P, K yang diberikan tidak terlalu berpengaruh terhadap hasil P tersedia pada tanah. Kondisi ini mengakibatkan efisiensi pemupukan P menjadi rendah. Hal ini disebabkan unsur P pada 100% N, P, K pada perlakuan Pupuk kandang ayam + 50% N, P, K mengalami pengaruh susulan (residual effect), artinya pupuk yang diberikan sebagian tertinggal di dalam tanah. Hal ini juga dapat dilihat dari penyerapan P oleh tanaman pada perlakuan Pupuk kandang ayam + 50% N, P, K lebih rendah dibanding dengan perlakuan lainnya. Perlakuan kompos jerami + 50% N,P,K memiliki P-tersedia sebesar 12,55 mg.kg-1, berbeda nyata dengan perlakuan kontrol, begitu juga dengan perlakuan 100% N, P, K; Pupuk kandang sapi + 50% N, P, K; Pupuk kandang sapi + 100% N, P, K; Pupuk kandang domba + 50% N, P, K; Pupuk kandang domba + 100% N, P, K dan 100% N, P, K. Hal ini disebabkan unsur P banyak tidak tersedia di dalam tanah karena terfiksasi oleh Al dan Fe. Pada pH kurang dari 6,5 akan banyak terlarut Al, Fe, dan Mn yang mengikat P dalam tanah.

Penelitian yang dilakukan oleh Syofiani R dan Giska Oktabriana (2020) pada lahan tambang emas di Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatra Barat yang menghasilkan limbah yang cukup besar salah satunya dalam bentuk Tailing. Tailing merupakan hasil pengelolaan lahan galian yang dapat mencemari lingkungan apabila masih mengandung toksik. Tailing berasal dari residu tambang yang sudah diambil bahan-bahan yang bernilai ekonomisnya seperti emas, perak dan tembaga.

Hasil analisis pH dan P-tersedia tanah setelah diinkubasi dengan pupuk guano dan mikoriza dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4. Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa adanya peningkatan nilai pH setelah diinkubasi dengan pupuk guano dan mikoriza. Peningkatan pH tidak sama setiap perlakuan, hal ini disebabkan karena dosis pupuk guano dan mikoriza yang diberikan berbeda masing-masing tanah.

Penambahan bahan organik yaitu pupuk guano mampu mengadsorbsi kation, termasuk H+ sehingga kemasaman tanah berkurang dan pH menjadi meningkat. Mikoriza mampu meningkatkan pH tanah dan memperbaiki tingkat kesuburan tanah. Hal ini dikarenakan dengan adanya aktifitas dan metabolisme mikoriza menghasilkan dan melepaskan senyawa-senyawa organik yang berperan dalam mengikat kation-kation logam penyebab kemasaman tanah sehingga pH meningkat.

Tabel 3. Hasil analisa pH tanah

sumber : Syofiani dkk, 2020.
sumber : Syofiani dkk, 2020.
Peningkatan pH tanah seperti terlihat pada Tabel 3 seiring dengan peningkatan P-tersedia tanah. Peningkatan P-tersedia (Tabel 4) disebabkan karena adanya penambahan bahan organik ke dalam tanah berupa pupuk guano yang mengandung 8-15% P yang dapat mempengaruhi ketersediaan P di dalam tanah. Selain itu peningkatan P-tersedia di dalam tanah juga disebabkan meningkatnya nilai pH tailing bekas tambang emas.

Pemberian mikoriza juga mempengaruhi peningkatan ketersediaan P tanah. Penambahan mikoriza mampu meningkatkan ketersediaan P, aktivitas mikoriza yang mampu melarutkan P yang terfiksasi melalui aktivitas enzim phospatase yang dapat mengurai hara dari keadaan tidak tersedia menjadi tersedia bagi tanaman dan menyerap hara khususnya fosfat yang konsentrasinya rendah dalam larutan tanah.

Tabel 4. Hasil analisa P-tersedia (ppm)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun