Mohon tunggu...
Boyke Pribadi
Boyke Pribadi Mohon Tunggu... Dosen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten -

menulis berbagai hal dalam kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

MEA, Teori atau Praktek??

16 April 2015   06:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:03 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Secara pribadi, saya sangat 'muak' dgn banyaknya diskusi atau seminar akademis ttg Masyarakat Ekonomi Asean. Dan saya beberapa kali menolak menjadi narasumber pada seminar terkait hal tersebut. Krn bagi saya MEA atau apapun namanya bukan utk diwacanakan dalam teori, tapi harus merupakan aksi nyata utk menghdapinya.
Bagi saya MEA itu tak ubahnya seperti APEC, AFTA, NAFTA dan belasan atau bahkan puluhan kerjama regional lainnya yang dipersiapkan dalam kerangka besar globalisasi.
Sebagai orang awam, saya menyadari globalisasi dalam bidang sosial dan ekonomi manakala tahun 1994, Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah KTT APEC.
Sejak itu saya berusaha mempelajari arah perkembangan berbagai gagasan kampung global hingga tahun 99 dijelaskan secara detail melalui buku karya Kenichi ohmae. Dan pemahaman tersebut di ringkas lebih mudah oleh Dimitri Mahayana seorang alumni ITB (entah skrg dia sudah menjadi apa, pasti orang hebat) melalui sebuah mailing list yg diakses dengan modem US Robotic dgn kecepatan 14-an KBpS ( bayangkan kecepatan akses hari ini yg hingga hitungan MBpS)
Artinya semua orang yg melek sdh mengetahui bahwa globalisasi adalah sebuah keniscayaan. Namun herannya para akademisi, birokrat, dan kaum elite selalu gumun (meminjam istilah pak Harto). Lebih asyik menjadikan isyu ini sbg dagangan kegiatan seminar. PADAHAL yg dibutuhkan sejak dulu adalah langkah nyata utk membekali para calon pelaku dengan keahlian teknikal dan kompetensi yg mumpuni.
Memang banyak pelatihan yg diselenggarakan oleh pihak pemerintah, namun sebatas melaksanakan proyek utk menggugurkan kewajiban, tanpa pernah serius membenahi pelaku UKM.
Prinsipnya sederhana utk mengarungi globalisasi jika memahami gambaran dari dimitri mahayana sbg berikut :

1. Seluruh pelajar ASEAN akan bisa belajar di berbagai universitas di kelima negara ASEAN dan memilih sekehendak hatinya.

2.Sulitnya lapangan pekerjaan bagi para sarjana baru yang tidak memiliki kualifikasi yang cukup, karena mereka harus bersaing dengan sarjana-sarjana dari negara ASEAN lainnya.

3.Perusahaan software di Singapura bisa membuka kantor di Jakarta dan seorang pedagang buah di pasar Gede Bage (Bandung) bisa membuka kios di Singapura.

4.Lapangan pekerjaan yang melimpah ruah bagi orang-orang yang memiliki kualifikasi dan kemampuan kerja tinggi, mampu berkomunikasi secara internasional, dan mempunyai wawasan luas.

5.Seorang pengusaha Malaysia bisa terbang ke lima negara ASEAN, tanpa harus membayar pajak-pajak maupun petugas imigrasi.

6.Sebuah Bank Thailand dapat menjadi mitra kerja industri mebel Jepara.

7.Munculnya pasar ASEAN yang luas untuk profesional-profesional, teknisi-teknisi dan pekerja-pekerja yang trampil.

8.Harga tiket pesawat domestik Indonesia yang relatif tinggi harus turun mengikuti standar harga tiket pesawat Bandung-Singapura yang, misalnya, hanya kira-kira US$ 150 - 200 pulang pergi.

9.Barang-barang elektronik yang diangkut dengan kapal dari Singapura dapat langsung diangkut di truk kargo dari Tanjung Priok ke Cikapundung tanpa pemeriksaan pabean.

10.Mungkin akan muncul ASEAN Telecommunications company, sehingga rate rekening telepon lokal maupun interlokal - terutama international call antar negara-negara ASEAN – akan turun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun