Minggu ketiga (terinspirasi lagu)
Wajahnya yang keriput mengkilat diterpa matahari siang. Walau tampak lusuh, tapi sorot matanya masih tetap menyalakan semangat hidup. Aku tak tahu berapa usianya, bisa jadi kisaran tujuh puluh. Ia kujumpai sedang istirahat di bawah pohon jambu biji depan rumah yang menjulur ke arah jalan. Di sampingnya sepeda ontel sarat dengan dagangan. Kerupuk singkong yang terbungkus plastik di setang dan di boncengan. Aku langsung tertarik dan menghampirinya. Beli kerupuknya beberapa bungkus sekalian kepo menanyainya.
“Udah berapa lama jualan, Pak?”
“Udah, lima tahunan.”
“Sebelumnya?”
“Tukang. Tapi nggak kuat lagi. Jadi jualan kerupuk aja.”
“Dibikin sendiri apa jualan dagangan orang?”
“Istri yang bikin.”
“Oh. Masih kuat kerja?”
“Dikuat-kuatin. Kalo nggak, ya, nggak bisa makan.”
“Anak?”