Mohon tunggu...
Boyke Abdillah
Boyke Abdillah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya manusia biasa

sahabat bisa mengunjungi saya di: http://udaboyke.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tuhan dan Doa HambaNya

16 Agustus 2015   13:25 Diperbarui: 16 Agustus 2015   13:25 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Begitu juga untuk kasus kedua. menurut penilaian kita si B jauh lebih membutuhkan pekerjaan daripada si A. Seandainya si A tidak diterima, ia masih bisa hidup senang dan nyaman karena keluarganya tak kurang satu apapun. tapi si B karena tidak diterima tetap berkutat dalam kesusahan hidup, atau bisa jadi beban hidupnya makin berat.

Adilkah Tuhan? Tentu itu pertanyaan yang akhirnya menyelinap dari pikiran kita. Sebagai orang yang beriman tentu kita meyakini bahwa Tuhan Maha adil. Tapi dari kedua contoh di atas rasa-rasaya keputusan Tuhan Tidak adil.

Satu hal yang jarang kita sadari bahwa itu bukan perkara adil atau tidak. Hidup manusia tidak terlepas dari hukum alam yang selalu menentukan setiap peristiwa yang terjadi dan berpengaruh secara langsung pada doa-doa yang kita panjatkan. Kenapa hari tidak jadi hujan di hari Minggu? Karena memang hari itu bukan saatnya hujan. Ada faktor angin yang mengusir awan sehingga hujan tidak turun. Bukan semata-mata faktor doa dari Pak John. Hujan pasti akan turun bila syarat-syarat pendukung sudah dipenuhi. Begitu juga pada kasus si A dan B. Si A diterima karena ia bersungguh-sungguh dalam belajar menghadapi tes, sedangkan si B hanya bersungguh-sungguh dalam berdoa. Hukum alam selalu berpihak pada orang yang sungguh sungguh dalam berikhtiar. Bekerja sebelum mendapatkan. Memberi sebelum menerima. Baru orang akan menerima hasilnya. Jadi hasil tergantung proses dalam berikhtiar. Hukum alam ini diciptakan Tuhan untuk semua manusia tak peduli ras dan agamanya apa, bahkan berlaku untuk yang tak percaya agama dan Tuhan sekalipun. Bila ia bersungguh-sungguh maka ia akan berhasil.

Ini yang seringkali tak disadari oleh para pendoa. Merayu-rayu tuhan  untuk dikabulkan doanya, tanpa memikirkan usaha dan faktor pendukung lain. Kalau ia tidak sungguh-sungguh berikhtiar, ya, tak akan dikabulkan. Itu pasti.

Artikel ini tidak bermaksud mengecilkan peranan doa dalam kehidupan. Doa adalah hal sekunder. Ikhtiar atau usaha yang menjadi primer. Doa diperlukan sebagai ungkapan kita telah berikhtiar pada Tuhan. Bukan untuk mengharapkan apa yang kita inginkan tetapi untuk siap menerima semua keputusan Tuhan.

Tuhan bukanlah jin lampu aladin yang perlu dielus-elus agar memenuhi semua permintaan hambanya.  

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun